Sejarah Yugoslavia

Sejarah Yugoslavia

Kita mengenal Yugoslavia karena salah satu tokoh pendirinya berasal dari Yugoslavia. Tahukah kalian negara Yugoslavia itu sudah tidak ada sejak tahun 2003. Tapi sebelum terpecah, Yugoslavia termasuk negara yang diperhitungkan, oleh dunia. Tapi sayangnya karena beberapa hal negara ini terpecah- belah.

Saat Yugoslavia masih berdiri, negara tersebut memang memiliki banyak hal yang membuatnya menarik untuk dibahas. Mulai dari komposisi agama dan suku bangsa penduduknya yang beragam, keberanian negara tersebut untuk mengambil posisi netral dalam panggung politik internasional, kehebatan tim nasionalnya di arena olahraga, hingga sosok pemimpinannya Yoseph Broz Tito yang karismatik dan dekat dengan Sukarno. Saat Yugoslavia akhirnya runtuh negara tersebut kembali jadi sorotan dunia karena proses keruntuhannya yang dipenuhi oleh aksi aksi pembantaian antar etnis.

1. Berdirinya Yugoslavia

Yugoslavia sendiri berarti tanah milik orang-orang Slavia, yang didiami oleh beberapa suku atau etnis. Suku-suku ini memiliki kerajaan masing-masing, dan sebelumnya telah dijajah oleh Kerajaan Ottoman (Turki), Austria-Hungaria, dan Rusia.

Akibat merasa ada kemiripan asal-usul dan kesamaan sejarah, maka suku-suku tersebut memutuskan untuk bergabung menjadi satu negara.

Negara yang dikenal dengan Yugoslavia pertama kali berdiri pada tahun 1918 sebagai negara kerajaan dengan nama awal “Kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia. Saat perang dunia II meletus. Negara ini berdiri sebagai hasil Deklarasi Corfu pada 20 Juli 1917. Yugoslavia sempat dijajah oleh negara negara anggota Blok Poros sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1945 sebagai negara Republik komunis dengan Josip Broz Tito sebagai pemimpinannya. Dibawah kepemimpinan Tito, Yugoslavia menjelma menjadi negara kediktatoran yang makmur dan terbuka, baik kepada anggota Blok Barat maupun Blok Timur. Saat Tito meninggal, Yugoslavia mulai dilanda krisis ekonomi dan kelompok etnis yang berujung pada munculnya perang saudara sepanjang decade 1990an. Negara Yugoslavia sendiri berdiri sejak tahun 1918 sampai dengan tahun 2003.

Yugoslavia terdiri dari enam negara federasi (bagian) dan dua provinsi otonom, yaitu:

1. Bosnia dan Herzegovina.

2. Kroasia.

3. Makedonia.

4. Slovenia.

5. Serbia.

6. Vojvodina dan Kosovo, yaitu dua provinsi otonom (dibentuk pada masa Josip Broz Tito berkuasa).

Banyakknya etnis yang menghuni Yugoslavia membuat Yugoslavia menjadi negara yang unik dan beragam. Namun disisi lain, beragamnya etnis di Yugoslavia menjadi penyebab utama berakhirnya riwayat negara tersebut.

Wilayah negara-negara bagian Yugoslavia

Terbentuknya negara Yugoslavia diusulkan oleh Josip Broz Tito, yang selanjutnya diangkat menjadi pemimpin tertinggi di Yugoslavia pada tahun 1953. Ia berasal dari etnis campuran Kroasia dan Slovenia. Tito kemudian menjalankan pemerintahan yang independen. Dirinya juga terlibat aktif dalam Gerakan Nonblok yang didirikan di ibukota Yugoslavia pada 1961. Bagi Yugoslavia, Gerakan Nonblok menjadi penting karena dapat menggabungkan negara-negara yang memilliki etnis berbeda. Setelah wafatnya Tito pada tahun 1980, kondisi Yugoslavia menjadi berantakan.

2. Konflik di Yugoslavia

Kondisi Yugoslavia menjadi berantakan setelah wafatnya Tito pada tahun 1980,. Untuk mengatasi berbagai masalah yang melanda, Yugoslavia menganut kepemimpinan kolektif yang mewakili berbagai etnis. Namun ternyata, kepemimpinan kolektif ini gagal mengatasi masalah politik dan ekonomi yang ada. Di tengah situasi yang tidak menentu, muncul seorang tokoh baru yang bercita-cita menggantikan figur Tito, yaitu Slobodan Milosevic.

Pada 1987, ia memimpin Partai Komunis Serbia dan berkeinginan membentuk “Serbia Raya” menggantikan Republik Federasi Yugoslavia. Menurut Milosevic, Serbia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam namun hanya dijadikan “sapi perah” untuk bangsa Kroasia, Slovenia, dan Kosovo. Selain perihal utang yang menumpuk, Yugoslavia terpecah karena beberapa antara lain:

• Adanya campur tangan negara lain

Ada tiga negara yang memiliki kepentingan dengan Yugoslavia, yaitu Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat. Inggris menjatuhkan sanksi terhadap Yugoslavia berupa sanksi ekonomi dan embargo (penyitaan sementara) senjata. Bahkan, Inggris sempat ingin mengintervensi militer Yugoslavia.

Beda lagi dengan Jerman yang memiliki masalah ekonomi dengan Yugoslavia. Jerman ingin mengambil alih seluruhnya pasar di Slovenia dan Kroasia sebagai negara Yugoslavia dengan kapasitas ekonomi terbesar. Selain itu, rumornya Jerman sentimen historis karena rindu bekerjasama dengan Yugoslavia ketika masih berstatus kerajaan, bukan negara.

Amerika Serikat, “senang” karena Yugoslavia tidak berpihak pada Uni Soviet dan akhirnya memberikan bantuan militer dan finansial kepada Yugoslavia, yang menyebabkan melesatnya perekonomian Yugoslavia. Akibat bantuan yang diberikan tersebut, Amerika Serikat memiliki kepentingan yang besar dalam rangka penguatan pengaruhnya di kawasan Eropa Timur untuk menandingi Uni Soviet dan terkadang merasa “memiliki” Yugoslavia.

• Munculnya Gerakan Separatis

Tanda-tanda keruntuhan Yugoslavia memberikan kesempatan bagi kelompok-kelompok separatis. Kelompok separatis ini terinspirasi dari negara-negara Afrika terdiri dari berbagai macam etnis dan bahasa yang berbeda, namun dipisahkan oleh batas-batas wilayah negara yang dibuat oleh penjajah. Pembatasan wilayah tersebut sering kali dibuat melewati batas-batas kawasan permukiman etnik. Kondisi yang multietnis ini menginspirasi kelompok separatis di Yugoslavia.

• Tidak Mampu Menghadapi Perubahan yang Cepat

Pecahnya Yugoslavia tentunya memiliki dampak bagi politik perdamaian. Sampai dimulainya perang di Kroasia tahun 1991, Yugoslavia masih diupayakan sebagai negara kesatuan untuk menjaga stabilitas di kawasan itu, namun perubahan politik internasional yang cepat setelah tahun 1991, membuat para diplomat dan tokoh politik Yugoslavia tidak mampu mengejar perubahan tersebut.

• Penentangan Serbia terhadap Keinginan Bangsa Lain

Serbia merasa hak-haknya dikurangi ketika bergabung dengan Yugoslavia, sehingga mereka ingin memperkuat diri dan ingin menguasai negara bagian dengan cara memiliki kedudukan yang tinggi di Yugoslavia. Serbia juga menolak keinginan bangsa lain yang ingin merdeka. Mereka pernah menyerang Bosnia dan dianggap cukup sadis karena di balik tindakan tersebut, Serbia tidak ingin Bosnia yang didominasi agama Islam berdiri sendiri. Pembantaian umat Islam sepanjang sejarah pun tidak dapat dihindari.

3. Runtuhnya Yugoslavia

Yugoslavia yang merupakan negara federasi tidaklah berdiri dengan mulus. Negara bagian yang berada di bawah pemerintahan Yugoslavia terdiri dari berbagai bangsa dan etnis, dimana mereka memiliki agama, bahasa dan penggunaan huruf yang berbeda satu sama lain. Bahkan ide politik mereka juga berbeda dan saling bertentangan. Karena itulah setiap negara bagian berusaha untuk membebaskan diri dari Yugoslavia. Tentu saja upaya pembebasan tersebut tidak dapat berlangsung begitu saja. Ada pihak yang tidak menginginkan negara bagian memisahkan diri dan merdeka, terutama Serbia yang memiliki kedudukan paling besar di Yugoslavia.

Pembubaran Yugoslavia disebabkan oleh serentetan gejolak dan konflik politik pada awal tahun 1990-an. Mengikuti krisis politik pada tahun 1980-an, republik anggota dari Republik Federal Sosialis Yugoslavia terpecah belah, tetapi masalah-masalah yang tak tertangani mengakibatkan perang antaretnis Yugoslavia yang sengit. Perang ini memberi dampak terutama kepada Bosnia dan Kroasia.

Serbia yang menolak berdirinya negara bagian menjadi negara sendiri dan merdeka, melakukan penyerangan ke berbagai pelosok negara bagian agar mereka menghentikan tindakan untuk membebaskan diri. Penyerangan terjadi sangat brutal di Bosnia, karena mayoritas penduduk Bosnia yang beragama Islam. Penyebab konflik antar suku atau penyebab konflik antar ras ini pun berubah menjadi penyebab konflik antar agama. Tentu saja dampak konflik agama dapat menimbulkan reaksi dari negara Islam lainnya. Latar belakang Yugoslavia termasuk contoh konflik antar ras yang cukup besar sepanjang sejarah, dan menjadi penyebab konflik sosial yang terjadi berkepanjangan.

Tahun 2003, Yugoslavia mengubah nama resminya menjadi Serbia dan Montenegro sebagai cara untuk memberikan otonomi luas kepada masing masing negara bagian. Pergantian nama tersebut sekaligus menandai berakhirnya riwayat negara dengan nama Yugoslavia.

Ada beberapa hal yang menyebabkan berpisahnya negara-negara bagian di Yugoslavia. Walaupun ada beberapa faktor eksternal yang menyebabkan Yugoslavia pecah, faktor paling besar berasal dari dalam, karena merasa tidak cocok dengan perbedaan suku dan agama yang ada. Kalian harus mengambil hikmah dari sejarah runtuhnya Yugoslavia ya. Jangan sampai peristiwa seperti itu terjadi di negara kita Indonesia yang kita cintai.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Yugoslavia"

Post a Comment