Konflik di Timur Tengah

Konflik di Timur Tengah

a. Konflik Palestina - Israel

Konflik Palestina dan Israel

Konflik Palestina dan Israel berlangsung sejak tahun 1947 ketika PBB memilih untuk membagi wilayah yang diperebutkan menjadi tiga bagian; satu untuk orang Yahudi, satu untuk orang Arab, dan rezim perwalian internasional di Yerusalem.

pembentukan negara Yahudi di Palestina. Rencana ini ditolak oleh negara-negara Arab. Pada tanggal 14 Mei 1948, dengan bantuan AS, Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.

Awal mula konflik terjadi akibat dikeluarkannya Deklarasi Balfour pada tanggal 2 Nopember 1917 oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour yang ditujukan kepada Lord Rothchild Walter (seorang Yahudi-Inggris). Dalam surat itu, Balfour menyatakan bahwa Inggris akan mendukung aspirasi Zionis dengan memfasilitasi pembentukan sebuah rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina, dengan tidak merugikan hak-hak Palestina.

Pada tanggal 14 Mei 1948, PBB mengeluarkan resolusi yang membagi wilayah Palestina menjadi tiga bagian, yaitu: Arab-Palestina, Israel, dan Yerussalem.

Pembagian wilayahnya 54% untuk Israel, dan sisanya 46% untuk Palestina. Namun demikian, Israel masih menginginkan wilayah yang lebih luas lagi, sehingga antara keduanya terlibat konflik hingga saat ini.

Upaya menengahi konflik dilakukan dengan mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 338.

Upaya perundingan antara Palestina dan Israel, antara lain:

Konferensi Madrid tahun 1991, berhasil mempertemukan Palestina dan Israel dalam satu meja, tetapi tidak menghasilkan sesuatu keputusan.

Konferensi Oslo tahun 1993. Disepekati pembentukan pemerintahan mandiri rakyat Palestina yang meliputi Jalur Gaza, Jericho, dan Tepi Barat. Yasser Arafat ditunjuk sebagai wakil dari Otoritas Palestina.

b. Konflik Suriah

Reruntuhan kota kuno di Sergiopolis, Suriah

Syiria atau Suriah mendapatkan kemerdekaan dari Perancis 28 September 1941.

Sejak tahun 1970-2000, Suriah dipimpin oleh diktator Hafez al-Assad, dan digantikan oleh anaknya Bashar al-Assad yang memerintah dengan cara menindas setiap bentuk perlawanan.

Konflik diawali oleh grafiti di dinding sekolah yang bertuliskan As-Shaab/Eskaat el nizam, yang berarti rakyat ingin menyingkirkan rezim. Limabelas siswa yang dianggap bertanggungjawab ditahan dan disiksa, sehingga menimbulkan kemarahan dan memicu demonstrasi besar-besaran menolak kepemimpinan presiden Bashar al-Assad. Aksi demonstrasi ini ditanggapi oleh pemerintah dengan menggunakan kekuatan militer.

Melalui Dewan Keamanan PBB, tahun 2011, Amerika Serikat memberikan sanksi terhadap Suriah, tetapi mendapat tentangan dari Rusia dan Cina.

c. Revolusi Melati di Tunisia

Tahun 2010-2011 di kawasan Timur Tengah dilkalian pergolakan politik yang dikenal dengan sebutan Revolusi Melati. Tujuannya untuk menumbangkan penguasa yang dianggap diktator.

Revolusi diawali di Tunisia, yang dengan cepat menjalar ke negara-negara lain yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan politik. Hal ini terjadi karena rezim yang diktator, pelanggaran HAM, pengangguran, kemiskinan, nasib buruh, mahalnya kebutuhan pokok, dan korupsi dalam pemerintahan.

Bermula seorang tukang sayur bernama Muhammad Bouazizi, 26 tahun. Ia seorang sarjana yang melakukan self immolation (bakar diri) di kota Sidi Bouzid akibat tidak terima dagangannya disita polisi. Aksi ini menyulut rakyat Tunisia yang merasa senasib.

Terjadi demonstrasi besar-besaran, yang menyebabkan Zine El-Abidine Ben Ali mengundurkan diri sebagai presiden Tunisia.

Tunisia beribukota di Tunis

d. Revolusi Melati di Mesir

Revolusi Melati di Mesir yang menyebabkan
Presiden Husni Mubarak mundur dari jabatannya

Revolusi Melati di Tunisia memantik semangat bagi warga Mesir untuk menggulingkan pemerintahan Husni Mubarak yang berkuasa selama 30 tahun.

Revolusi terjadi pada 25 Januari 2011 rakyat Mesir menuntut Presiden Husni Mubarak mundur dari jabatannya. Melalui jejaring sosial, ribuan rakyat Mesir berkumpul di alun-alun Tahrir, Kairo. Pemerintah Mesir menutup semua akses komunikasi, tetapi hal ini justru semakin menguatkan semangat.

Akibat tekanan dari demonstran, pada tanggal 10 Pebruari 2011, Presiden Husni Mubarak menyerahkan kekuasaannya kepada Omar Sulaiman. Tetapi ditolak oleh rakyat, sehingga pemerintahan dipegang oleh Majelis Tertinggi Angkatan Bersenjata.

e. Revolusi Melati di Libya

Revolusi Melati di Libya terjadi 15 Pebruari 2011, ketika sekitar 200 penduduk melakukan demonstransi di depan markas polisi di kota Benghazi. Seorang aktivis bernama Fathil Terbil ditangkap, yang menyebabkan kemarahan dimana- mana. Tindakan ini, dijawab oleh Presiden Muammar Kadafi dengan mengerahkan tentara.

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi nomor 1970, tanggal 26 Pebruari 2011 yang meminta pemerintah Libya menghentikan tindakan represif terhadap penduduk sipil.

Karena tidak mendapat respon dari pemerintah Libya, DK PBB kembali mengeluarkan Resolusi nomor 1973. Berdasarkan resolusi itu, maka di Libya dibentuk koalisi negara AS, Inggris, dan Jerman. Pada tanggal 20 Agustus 2011 diberitakan bahwa pemerintahan koalisi berhasil menguasai sumber minyak di Brega. Dua hari berikutnya, rakyat Libya melakukan perayaan kebebasan bersamaan dengan jatuhnya kota Tripoli. Keberadaan Muammar Kadafi tidak diketahui hingga saat ini.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Konflik di Timur Tengah"

Post a Comment