Penjajahan Portugis dan Spanyol
Penjajahan Portugis dan Spanyol
1. Latar Belakang kedatangan bangsa Portugis dan spanyol ke Indonesia
a. Pertentangan dengan Turki
Sepanjang perjalanan sejarah bangsa Eropa tercatat mereka selalu tersandung oleh Turki. Ketika bangsa Eropa sedang berada pada jaman kegelapan pemerintah Turki melarang umat Nasrani Eropa berziarah ke kota kota suci mereka di tanah Palestina, hal ini tentu saja merugikan secara spiritual dan emosional sehingga mendorong orang orang Eropa memutuskan untuk berperang merebut kota suci mereka dari orang orang Turki. Sehingga mengundang sentiment tersendiri dalam diri bangsa Eropa saat itu.
b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Dampak dari kedatangan pasukan salib Eropa ke Turki dalam rangka merebut tanah Palestina dari Turki membawa dampak lain yaitu kekaguman orang orang Eropa yang sedang berada pada jaman kegelapan terhadap kehidupan gemilang di Turki yang sedang berada pada masa jayanya. Apa yang mereka lihat mengingatkan pada kehidupan gemilang mereka di jaman Yunani dan Romawi kuno, sehingga hal ini mendorong munculnya semangat untuk menghidupkan kembali budaya Romawi yang di kenal dengan semangat Renaissance, semangat untuk mempelajari kembali kitab kitab ilmu pengetahuan warisan budaya Yunani Romawi mengakibatkan terjadinya perkembangan Iptek mengahsilkan penemuan penemuan yang nantinya menjadi modal bagi mereka menjelajahi samudera antara lain : teropong, kompas serta pengetahuan bahwa dunia itu bulat.
c. Jatuhnya Konstantinopel
Pada tahun 1453 M Pemerintah Turki berhasil merebut kota dagang satu satunya milik bangsa Eropa yang bersisa yaitu konstantinopel disertai dengan penutupan jalur lalu lintas pelayaran perdagangan yang menghubungkan Eropa dengan Asia, sehingga mengakibatkan perdagangan masyarakat Eropa mati, padahal perdagangan adalah tulang punggung perekonomian mereka, sehingga mereka harus mencari cara bagaimana menghidupkan lagi perdagangannya, sedangkan jalan satu satu nya yang paling dekat ditutup oleh Turki. Kondisi ini mendorong mereka untuk harus mengarungi Samudera yang modalnya mereka sudah miliki yaitu Kompas, Teropong serta pengetahuan bahwa dunia itu bulat. Sehingga sejak abad 15 mereka aktif melakukan penjelajahan samudera yang membawa mereka ke Asia Afrika , sejak saat itu pula muncul nafsu serakah mereka dari yang awalnya hendak berdagang menjadi ingin menguasai. Mulailah masa masa Penjajahan bangsa Eropa atas Asia Afrika.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada 3 motivasi yang mendorong kedatangan orang orang Eropa ke Asia Afrika, yaitu :
- Mencari kekakayaan dari hasil perdagangan ( gold )
- Menyebarkan agama ( Gospel )
- Mencapai kejayaan (Glory )
2. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi Portugis
Kedatangan orang orang Portugis dan Spanyol ke Indonesia ini tentu saja mengundang reaksi keras dari bangsa Indonesia berupa perlawanan perlawanan.
a. Perlawanan Rakyat Tanah Rencong ( Aceh )
Portugis merupakan salah satu negara pelopor penjelajahan samudera. Pada awalnya kedatangan bangsa Portugis untuk mencari tempat penghasil rempah rempah. Dari berbagai penjelajah Portugis, pada tahun 1511 Alfonso de Albuquerque berhasil menguasai Malaka yang menjadi tempat penting bagi perdagangan rempah-rempah. Penguasaan Portugis terhadap Malaka kemudian memunculkan berbagai perlawanan rakyat Indonesia.
Sejak kedatangan Portugis di Malaka pada tahun 1511, banyak para pedagang Islam yang menyingkir dari Malaka menuju Aceh. Dengan demikian perdagangan di Aceh berkembang begitu pesat. Perkembangan Aceh yang begitu pesat dipandang Portugis, sehingga pada tahun Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza, namun sellau mengalami kegagalan.
Persaingan dalam perdagangan berbuntut permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada waktu itu diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528), menganggap bahwa orang Portugis merupakan saingan dalam politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Adapun latar belakang perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis antara lain
a. Adanya monopoli perdagangan oleh Portugis
b. Pelarangan terhadap orang-orang Aceh untuk berdagang dan berlayar ke Laut Merah
c. Penangkapan kapal kapal Aceh oleh Portugis
Anak-anak yang smart ternyata bangsa Indonesia adalah bangsa yang berani tahukah kalian bahwa Kesultanan Aceh mempunyai rencana untuk mengusir Portugis Malaka. Bahu membahu dan bekerja sama yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia secara nyata ketika terjadi penyerangan Kerajaan Demak ke Malaka, Aceh membantunya dengan sekuat tenaga. Oleh karena itu, tindakan arogansi Potugis telah mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh. Kamu tentu bertanya tanya lalu bagaimana persiapan Aceh dalam melawan Portugis? Nah tiga hal dibawah inilah yang menjadi persiapan Aceh:
a. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit
b. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.
c. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara
Dia adalah Sultan Alaudin Riayat Syah. Seorang sosok sultan mudah yang gagah berani. Hubungan Aceh dengan negara-negara Islam sangatlah erat sehingga tidak sulit baginya untuk meminta bantuan dari luar. Untuk itulah Sultan Alaudin Riayat Syah meminta bantuan militer ke Konstantinopel (Turki permintaan khusus mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan senjata api, dan penembak-penembak. Selain itu, Aceh juga meminta bantuan dari Kalikut dan Jepara.
Aceh mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1568. Namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan.
Meskipun demikian, Sultan Alaudin telah menunjukkan ketangguhan sebagai kekuatan militer yang disegani dan diperhitungkan di kawasan Selat Malaka. Pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh
Penyerangan terhadap Portugis dilakukan pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan armada kekuatan Aceh yang telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu wilayah Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatera Timur dan Sumatera Barat. Setelah mempersiapkan pasukannya, pada tahun 1629 Iskandar Muda melancarkan serangan ke Malaka. Menghadapi serangan kali ini Portugis sempat kewalahan. Portugis harus mengerahkan semua kekuatan tentara dan persenjataan untuk menghadapi pasukan Iskandar Muda. Namun, Namun, serangan Aceh kali ini juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka.
Raja dari kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda (1607-1639) Selain malakukan penyerangan secara terbuka terhadap dominasi Portugis di Malaka cara lain yang di tempuh oleh Sultan Iskandar
Muda untuk melumpuhkan kekuatan Portugis, seperti blokade perdagangan. Sultan Aceh melarang daerah-daerah yang dikuasai Aceh menjual lada dan timah kepada Portugis. Cara ini dimaksudkan agar kekuatan Portugis benar-benar lumpuh, karena tidak memiliki barang yang harus dijual di Eropa. Upaya ini ternyata tidak berhasil sepenuhnya, sebab raja-raja kecil yang merasa membutuhkan uang secara sembunyi-sembunyi menjual barang dagangannya kepada Portugis.
Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari ancaman Portugis antara lain:
a. Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India),
b. Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan dari beberapapedagang muslim di Jawa
c. Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh,
d. Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan Makassar
b. Serangan Adipati Unus di Malaka
Perlawanan kesultanan Demak terjadi karena kesultanan-kesultanan Islam yang lain juga terancam terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis ke Pelabuhan Malaka yang dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira menimbulkan kecurigaan rakyat Malaka. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Akibatnya, aktivitas perdagangan di pelabuhan Malaka menjadi terganggu karena banyak pedagang Islam yang merasa dirugikan. Akibat dominasi Portugis di Malaka telah mendesak dan merugikan kegiatan perdagangan orang-orang Islam.
Solidaritas sesama pedagang Islam terbangun saat Malaka jatuh ke pihak Portugis. Kerajaan Aceh, Palembang, Banten, Johor, dan Demak bersekutu untuk menghadapi Portugis di Malaka. Sultan Demak R. Patah mengirim pasukannya di bawah pimpinan putranya Adipati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka. Perlawanan rakyat Demak tersebut dipimpin oleh Adipati Unus.
Adipati Unus melancarkan serangannya pada tahun 1512 dan 1513. Dengan kekuatan 100 kapal laut dan lebih dari 10.000 prajurit Adipati Unus menyerang Portugis. Namun, serangan tersebut mengalami kegagalan dan belum berhasil. Adpaun faktor-faktor kegagalan serangan Demak terhadap Malaka disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1) Serangan tersebut tidak dilakukan dengan persiapan yang matang;
2) Jarak yang terlalu jauh;
3) Kalah persenjataan
Karena jasanya memimpin armada laut Demak dalam penyerangan ke Malaka. Adipati Unus mendapat sebutan “Pangeran Sabrang Lor“
c. Perlawanan Fatahillah (1527 –1570)
Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang memerintah di Banten dan Jayakarta.
Fatahillah dilahirkan sekitar tahun 1490 di Pasai, Sumatra Utara. Nama lain Fatahillah adalah Falatehan, Fadhilah Khan, Ratu Bagus Pase, dan Ratu Sunda Kelapa. Ayahnya bernama Maulana Makhdar Ibrahim selaku guru agama Islam di Pasai kelahiran Gujarat, India Selatan
d. Perlawanan Rakyat Ternate
Perlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini:
a) Portugis melakukan monopoli perdagangan.
b) Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
c) Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka.
d) Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
e) Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak oleh raja Ternate. Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis dapat didesak. Perlawanan rakyat Maluku membuat Portugis terdesak dan meminta bantuan dari Malaka. Bala bantuan pun segera datang dari Malaka yang dipimpin oleh Antonio Galvao. Pasukan ini berhasil mengalahkan Ternate sehingga Antonio Galvao berkuasa di Maluku selama empat tahun. Dibawah kepemimpinan Antonio Galvao, Portugis dapat bersahabat dengan rakyat Maluku.
Namun, setelah Galvao digantikan oleh penguasa lain, nafsu serakah Portugis muncul lagi dan semakin ganas. Portugis memaksa Sultan Ternate, yaitu Sultan Hairun untuk menerima kekuasaan Portugis, dan hanya menjual cengkih dan pala kepada Portugis. Ketika Sultan Hairun akan membicarakan masalah perdagangan dengan Portugis ini, beliau dibunuh secara licik. Rakyat Maluku tidak tinggal diam, perlawanan kembali berkobar. Perlawanan Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun. Pada tahun 1565 Portugis semakin terdesak dan siasat perundingan pun mulai dijalankan oleh Portugis.
Perundingan antara kerajaan Ternate dan Portugis diadakan pada tahun Dalam perudingan tersebut Portugis melakukan kelicikan, yaitu membunuh Sultan Hairun. Terbunuhnya, Sultan Hairun jelas memancing kemarahan rakyat Ternate. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun). Bersama rakyat, Sultan Baabullah bertekad menggempur Portugis. Pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis di Ternate. Lima tahun lamanya Portugis mampu bertahan di dalam benteng yang akhirnya menyerah pada tahun 1575 karena kehabisan bekal. Kemudian Portugis melarikan diri ke Timor Timur. Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur
3. Perlawanan rakyat Minahasa terhadap Spanyol
Spanyol ingin melakukan hak monopolinya di kepualaun Minahasa dan hal ini tentunya memantik kemarahan penguasa Minahasa dan rakyatnya sehingga perangpun melawan dominasi asingpun tak terelakan.
Perang ini terjadi tahun 1644 sampai Perang disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap usaha monopoli perdagangan beras yang dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat akibat ketamakan orang-orang Spanyol. Perang Spanyol denganMinahasa dilakukan anak suku Tombatu (toundanow/tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau sekitar danau Bulilin di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki sedangkan pihak Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II.
Pecah perang pertama tahun 1643 di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol tewas di kali dan Batu sedang pihak Minahasa Panglima Monde beserta 9 tentara gugur. Namun demikian pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat bantuan residen VOC, Herman Jansz Steynkuler berhasil diadakan kesepakatan damai pada 21 September Pada kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pasukan Minahasa menguasai Tompaso Baru, Rumoong bawah, dan Kawangkoan Bawah. sebelum akhirnya menjadi daerah otonom.
0 Response to "Penjajahan Portugis dan Spanyol"
Post a Comment