Gerakan Nasionalisme di Philipina

Gerakan Nasionalisme di Philipina

Pada tahun 1521, Magelhens dari Spanyol berhasil tiba di Philipina. Namun, karena sikap turut campur dalam perselisihan antar penduduk Philipina, Magelhens mati terbunuh. Perjalanan dilanjutkan oleh del Cano, seorang opsir dari Magelhens. Sejak saat itu, Philipina menjadi rebutan antara Sepanyol dan Portugis. Akhirnya Miguel Lopes de Legaspi dari Spanyol berhasil mendarat dan menguasai Philipina (1565).

Ia mendirikan kota Manila pada tahun 1571. Kata Philipina untuk menyebut tanah jajahan Spenyol disesuikan dengan nama raja Philips II dari Spnyol. Pada hakekatnya, bangsa Philipina dijajah oleh dua macam pemerintahan yaitu; pemerintahan agama dikepalai seorang Uskup Besar, dan pemerintahan sipil dikepalai oleh seorang Gubernur Jenderal.

Nasionalisme Philipina berkembang dilatarbelakangi :

a. Agama Katolik-Roma telah mengekang hidup bangsa Philipina. Sebagian besar tanah di Philipina adalah milik biara-biara sehingga sebagian besar petani Philipina hanya merupakan penyewa tanah

b. Pemerintah jajahan Spanyol bertindak kolot dan kejam. Tidak ada kebebasan berpendapat. Setiap tuntutan mengenai perbaikan pemerintahan dianggap sebagai pengkhianatan terhadap Spanyol dan dihukum secara kejam

c. Timbulnya golongan terpelajar. Bangsa Soanyuol berhasil menyebarkan agama Rooms-Katolik di Philipina. Ini berarti juga Eropanisasi bagi Philipina. Cara hidup tradisiinal berganti dengan cara hidup Eropa. Pendidikan mengalami kemajuan, sehingga muncullah golongan terpelajar. Golongan terpelajar inilah yang kritis memprotes kesewenangan kolonilaimse dan imperialisme Spanyol

d. Pembukaan terusan Zues mempermudah hubungan antara Eropa dan Asia. Buku-buku dan paham-paham tentang liberalisme dan demokrasi yang menggelora di seluruh Eropa dengan mudah masuk Asia.

e. Perang kemerdekaan Mexico, Ameirka Tengah dan Amerika Selatan terhadap penjajah Spanyol (1810-1828) membuka mata rakyat Philipina, bahwa Spanyol bukanlah negara yang tidak bisa dikalahkan.

Kekejaman penjajah Spanyol di Philipina telah menimbulkan perlawanan dari rakyat. Gerakan-gerakan nasionalisme rakyat Philipina, antara lain:

a. Gerakan Companerismo (Persahabatan)

Gerakan Companerismo dipelopori oleh para mahasiswa di Manila tahun 1880. Tujuan gerakan ini adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis

b. Liga Philipina

Pada tahun 1892, Jose Rizal membentuk gerakan Liga Philipina. Tujuannya adalah mempersatukan seluruh Philipina untuk menentang ketidakadilan pemerintah Spanyol. Jose Rizal merupakan pelopor kemerdekaan dan pahlamwan nasional Philipina. Ia seorang dokter, ahli filsafat, ahli sastra dan telah mengunjungi Spanyol, Perancis, Jerman, dan Inggris. Ia menulis bukunya yang terkenal dan menggemparkan pemerintah colonial, yaitu Noli me tangere (jangan menyinggung saya). Dalam buku ini dengan pedas ia mengkritik kaum gereja dan pemerintah colonial di Philipina. Karena itu ia ditangkap dan diasingkan. Setelah bebas, ia kembali melanjutkan perjuangannya untuk kemerdekaan bangsa Philipina. Akhirnya ia ditangkap lagi atas tuduhan terlibat dalam pemberontakan Katipunan, ia dihukum mati.

erbentuknya Liga Philipina, 3 Juli 1892 oleh
dr. Jose Rizal dan kawan-kawan 

c. Gerakan Katipunan

Gerakan Katipunan didirikan oleh Andres Bonifacto tahun 1893. Pemberontakan Katipunan selanjutnya dipimpin okeh Aguinaldo tahun 1896. Makin lama pemberontakan makin berkobar dan meluas. Untuk meredam pemberontakan ini, pemerintah Spanyol mengadakan perjanjian Biac na bato (1897) dengan Aguinaldo yang berisi: 1) Spanyol berjanji akan mengadakan perbaikan pemerintahan dalam waktu 3 tahun. 2) Aguinaldo dan pemimpin politik lainnya harus meninggalkan Philipina (ke Hongkong). Agunaldo meninggalkan Philipina, dan pemberontakan berhenti.

Pada tahun 1898, terjadi perang Amerika - Spanyol, Aguinaldo muncul kembali dan memihak Amerika. Aguinaldo berharap Amerika dapat menghancurkan imperilasime Spanyol di Philipina dan akan memberikan kemerdekaan kepada rakyat Philipina. Pada tanggal 12 Juni 1898, dengan bantuan Amerika Aguinaldo membentuk tentara kemerdekaan Philipina. Aguinaldo kemudian menggempur tentara Spanyol. Beberapa wilayah telah dapat dikuasai oleh pasukan Aguinaldo, yang tersisa hanya Manila. Bersama tentara Amerika, Manila digempur habis. Pada tanggal 13 Agustus 1898, Manila jatuh dan Spanyol menyerah. Pada tanggal 10 Desember 1898, Spanyol menyerahkan Philipina kepada Amerika dengan uang tebusan sebersar $ 20.000.000. Imperialism Spanyol hilang dari Philipina, namun berganti dengan imperialisme Amerika.

Setelah Spanyol dapat dihancurkan, Philipina tetap belum merdeka. Amerika menguasi Philipina. Aguinaldo protes dan tetap memegang teguh janji kemerdekaan Philipina. Para pemimpin Philipina bersidang dan berhasil membentuk UUD dan mengangkan Agunaldo sebagai presiden Philipina (1898). Perjuangan mempertahankan kemerdekaan berkobar. Agunaldo ditangkap pihak Amerika pada tahun 1901, namun perjuangan grilya terus dilakukan tentara dan rakyat Philipina.

d. Kemerdekaan Philipina

Pada masa dikuasi Amerika (1898 - 1946), pemerintahan Philipina dijalankan oleh Philipina Commision. Kepala negara adalah seorang Civil Governor. Pada tahun 1907, dibentuklan Philipina Assembly (Dewan Perwakilan Rakyat) yang mempunyai kekuasaan legislative. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Philipina Commision dengan komposisi 5 orang Amerika dan 4 orang Philipina. Meskipun dengan

komposisi ini orang Amerika porsinya lebih besar, setidaknya orang Philipina sudah mendapatkan kesempatan ikut serta dalam pemerintahan.

Pada tahun 1916, keluarlah The Jones Act yang menghapuskan Philipina Commision dan menggantikannya dengan Senat. Sejak saat itu, Philipina mendapatkan hak otonom. Pada tahun 1918 dibentuklah tentara nasional Philipina.

Otonomi yang telah diberikan pihak Amerika tidak memuaskan rakya Philipina, mereka menginginkan kemerdekaan penuh. Pada tahun 1919, delegasi Philipina dibawah pimpinan Manuel Wuezon berangkat ke Amerika menuntut kemerdekaan penuh bagi Philipina. Menganggapi tuntunan ini, pihak Amerika memberikan jawaban yang berbunyi ‘the wood forbes mision’, yang mengandung arti bahwa Philipina belum siap untuk merdeka. Rakyat Philipina protes dan senat meletakkan jabatannya. Rakyat Philipina tetap menuntut kemerdekaan penuh. Keadaan semakin tegang.

Pada tahun 1934, Ameirka menegeluarkan ‘the Tydings McDuffie Act’ yang membentuk status Commowealth bagi Philipina. Commonwealth ini merupakan masa peralihan menuju kekemrdekaan dan beralku selama 12 tahun. Philipina akan memperoleh kemerdekaannya di tahun 1946. Pada tahun 1935, UUD Philipina selesai dibentuk dan Commonwealth Philipina diresmikan. Manuel Quezon menjadi presiden pertama Philipina.

Pada tanggal 2 Januari 1942, Philipina jatuh ke tangan Jepang. Jepang mendirikan Republik Philipina dengan Laurel sebagai presidennya. Namun, Tahun 1944, Amerika berhasil merebut kembali Philipina dari tangan Jepang. Pada tanggal 22 Oktober 1944, Republik Philipina buatan Jepang dihapuskan.

Setelah Perang Dunia II selesai, Amerika menepati janjinya dalam Tydings McDuffie Act (1934). Philipina diberikan kemerdekaan politik pada tanggal 4 Juli 1946 dengan Manuel Roxas sebagai presidennya. Namun, urusan ekonomi dan militer masih belum merdeka penuh. Pangkalan-pangkalan militer Philipina tetap ditangan Amerika Serikat yang disewa selama 99 tahun. Ekonomi negara masih dikuasai oleh Amerika karena para pengusaha Amerika lebih kuat daripada pengusaha Philipina.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gerakan Nasionalisme di Philipina"

Post a Comment