Gerakan Nasionalisme di India

Gerakan Nasionalisme di India

Sejak abad ke-15, Inggris mulai melakukan perluasan wilayahnya untuk mencari daerah koloni agar mendapatkan rempah-rempah dan dapat menyediakan bahan industry serta dapat menjual produknya ke pasaran dunia. India adalah daerah yang kaya akan sumber alam dan rempah-rempah, Inggris berkeinginan menguasai India. Pada saat Inggris datang, India berada di bawah sebuah dinasti Islam, yaitu Dinasti Mughal. Sampai abal abad ke-19, sebagian besar wiayah India telah jatuh ke tangan Inggris.

Kedatangan Inggris ke India didorong oleh motif ekonomi dengan memonopoli perdagangan di sana. Untuk memperkuat usaha perdagangannya, Inggris mendirikan sebuah serikat dagang yang bernama East India Company (EIC). EIC membangun pos-pos niaga di sebagian wilayah perkotaan India. Monopoli dan eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan EIC menimbulkan kesengsaraan, penindasan, dan kemiskinan bagi penduduk India.

Pada pertengahan abad ke-17, Dinasty Mughal mengalami kemunduran. Di bawah kekuasaan Sultan Ahmad, Mughal mulai melemah. Kelamahan kerajaan ini merupakan peluang bagi EIC untuk mengambil alih kekuatan politik dan militer Mughal. EIC kemudian menguasai ekonomi, keamanan, dan pemerintahan.

Penguasaan politik dan monopoli ekonomi yang dilakukan EIC menimbulkan reaksi tidak senang dari rakyat India. Rakyat India melakukan pemberontakan dan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialism Inggris. Berkembanglah gerakan nasionalisme di India.

Latar belakang lahirnya gerakan nasionalisme di India adalah:

a. Berkembanganya kebudayaan Barat yang dibawa oleh Inggris ke India

b. Penderitaan rakyat akibat kekejaman penjajahan Inggris

c. Munculnya golongan terpelajar

d. Pemberian status dominion kepada Kanada pada tahun 1867, sehingga menimbulkan keingainan rakyat India untuk mendapatkan hal yang sama

e. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 menyadarkan bangsa India bahwa merekapun dapat mengalahkan bangsa Inggris

f. Tentara India menyadari kemampuannya yang tidak kalah dengan tentara Eropa lainnya saat ikut dalam Perang Dunia I dan II

Gerakan perlawanan rakyat India melawan Inggris, diantaranya:

a. The Indian Mutiny (1857-1859)

Penindasan yang telah dilakukan Inggris telah menimbulkan kebencian di hati orang-orang India. Kebencian ini juga terjadi di kalangan tentara India yang mendapat perlakukan berbeda dengan serdadu Inggris. Tentara India juga diperlakukan sewenang-wenang oleh Inggris. Pada suatu saat, panglima tentara Inggris di India memerintahkan tentara India untuk terlebih dahulu menjilat ujung peluru sebelum digunakan untuk menghilangkan gemuknya. Prajurit yang beragama Hindu mengira gemuk itu adalah gemuk lembu. Bagi mereka lembu merupakan binatang yang suci, semacam dewa yang tidak boleh disembelih atau dimakan. Karena itu perintah panglima tentara Inggris ini dianggap menghina agama Hindu. Prajurit yang beragama Islam mengira bahwa gemuk itu adalah gemuk babi yang najis dan haram. Timbullah pemberontakan dari tentara Hindu dan Muslim kepada Inggris.

Pada tanggal 10 Mei 1857 terjadi pemberontakan di Tangsi Meerat dekat Delhi. Perlawanan para tentara ini merambat ke kalangan rakyat, mereka bersama melawan Inggris. Raja Moghul Bahadur Shah diangkat menjadi raja Hindustan ole rakyat. Pusat pemerintahan beralih dari Delhi ke Jahnsi di bekas kerajaan Maratha. Pemberontakan dipimpin oleh seorang wanita yang bernama Ranee Lakksmi Bai. Ranee Laksmi Bai gugur. Perlawananan selanjutnya dipimpin Sahib kemudian Tatia Topi. Namun, beberapa raja dari Nepal (Gurkha), Gwalior dan Hyderabad ada yang memihak Inggris. Dengan susah payah baru Inggris dapat memadamkan pemberontakan ini. kerajaan Moghul dihapuskan pada tahun 1858.

Pemberontakan Mutiny ini telah menciptakan semangat nasionalisme, sebab Ranee Lakhsmi Bay tidak lagi menganggap pemeberontakan itu sebagai pemberontakan para tentara India saja tetapi perang kemerdekaan melawan Inggris. EIC dibubarkan pada tahun 1858 karena Inggris menganggap bahwa tidak layak suatu badan perdagangan memerintah suatu kerajaan yang besar seperti India. Sejak saat itu pemerintahan India dipegang langsung oleh pemerintah Inggrsi di London.

Arti nasionalisme India lebih dalam dari pada nasionalisme di negar-negara Asia lainnya. Bagi nasionlaisme India, gerakan kebangsaan itu tidak hanya berarti mencapai kemerdekaan nasional saja, melainkan juga India hendak mencapai pembaharuan manusianya juga, contohnya gerakan Gandhi.

Perlawanan ‘ The Indian Mutiny (1857-1859)’

b. Brahma Samadj

Brahma Smaj ialah aliran yang hendak menghilangkan kepercayaan kepada dewa-dewa yang banyak sekali di India dan menanamkan pemujaan kepada satu dewa yang menjadi sumber hidup dan pangkal dari alam semesta. Ini berarti pembaharuan agama Hindu kuno untuk disesuaikan dengan kemajuan jaman. Kemudian kasta-ksta hendak dihapuskan atas dasar peri kemanusiaan. Yang menciptakan Brahma Smadj ini adalah Ram Mohan Roy dan didudukung oleh Rabindranath Tagore, pujangga India yang sangat terkenal.

enciptakan Brahma Smadj ini adalah Ram Mohan Roy

c. Rama Krisna

Rama Krisna ialah aliran yang menghendaki kembali pada agama Hindu yang murni. Orang Asia mempunyai kebudyaan yang berdasarkan kerohanian yang halus dan tidak mementingkan kebendaan seperti orang-orang Barat. Kekuatan rohani jika dikenal, dipelajari dan dikembangkan sebaik-baiknya tidak kalah terhadap kebendaan. Kerohanian Timur akan menang terhadap kebudayaan Barat. Yang membentuk gerakan Rama Kisna ini ialah Swami Vivekananda.

Swami Vivekananda

d. All Indian National Congress (1885)

All Indian National Congress (1885) ialah persatuan gerakan-gerakan nasionalisme India untuk bersama-sama menuntut Inggris. Kongres ini merupakan satuan aksi bangsa India terhadap Inggris. Inisiator pendiri gerakan All Indian National Congress adalah Allan O. Hume, orang Inggris yang mencintai India.

Kongres diselenggarakan pada tahun 1885, dengan rapat pertama dilaksanakan di Bombay tahun 1886 yang dipimpin oleh Banerji. Upaya pertama yang dilakukan congress adalah menyatukan anggota-angotanya yang berbeda-beda agama dan aliran. Pada tahun 1906, kelompok Muslim keluar dari kongres karena menganggap kongres sebagian besar berisi orang-orang Hindu dan makin lama makin hanya mementingkan kepentingan Hindu saja. Kelompok Muslim ini kemudian mendirikan Moslem League. Orang-orang Hindu fanatik lama-lama bersemboyan “India adalah Hindu”. Umat Muslim India yang minoritas merasa terancam. Moslem League awalnya hanya menuntut pemilihan perwakilan yang terpisah (orang-orang Hindu memilih wakilnya sendiri, orang-orang Muslim demikian juga, setelah ditetapkan terlebih dahulu masing-masing perwakilan dalam pemerintahan). Usulan ini ditolak congress. Moslem League akhirnya menuntut berdirinya negara sendiri bagi kaum muslim. Kemudian berdirilah negara Pakistan (tahun 1947). Pemimpin Moslem League yang terkenal adalah Muhammad Ali Jinnah dan Liaguat Ali Khan.

Pada tahun 1907, congress terpecah menjadi dua aliran yaitu moderat dan ekstremist (radikal). Kaum moderat yang telah puas dengan tuntutan swaraj (home rule = pemerintahan sendiri dalam lingkungan kerajaan Inggris). Pimpinan moderat ini adalah Banerji dan Motilal Nehru. Golongan ekstremist menuntut kemerdekaan penuh bagi India. Tokoh golongan ekstremist ini adalah Tilak dan Jawaharlal Nehru. Tilak menganggap congress bersifat lemah dan takut, karena itu ia meminta tindakan yang tegas dan radikal. Sejak saat itu sifat perjuangan kongres mulai agresif. Congress kemudian menuntut status dominion di tahun 1923 dan di tahun 1930, Kongress menunut kemerdekaan penuh bagi India.

Sesi pertama Kongres Nasional India,
Bombay, 28–31, Desember 1885

e. Mahatma gandhi

Mahatma Gandhi (1869-1948)

Mohandas Karamchand Gandhi berpendapat bahwa pembaharuan manusia akan menimbulkan perubahan keadaan politik. Cita-cita politik harus dicapai dengan pembaharuan manusia yang akan memaksa keadaan politik berubah menurut kehendak manusia itu. Gerakan-gerakan dari Gandhi antara lain:

1) Swadesi (Memakai Buatan Sendiri)

Segala yang ada di dunia ini telah ditetapkan oleh alam. Karena itu, manusia atau negara wajib tunduk dan mengakui apa yang telah ditetapkan oleh alam itu. tiap bangsa, tiap negara telah menerima penetapan alam tentang kedudukan dan tugasnya masing-masing. Oleh karena itu tidak boleh mencampuri urusan negara lain. Imperialisme adalah pelanggaran hal ini. imperilaisme harunya tidak ada. Setiap bangsa harus berusaha mengembangkan negaranya dengan kekuatannya sendiri yang telah diterima dari alam. Karenanya dalam gerakan Swadesi ini menganjurkan untuk menenun dan memakai pakaian buatan sendiri dan melarang pakaian buatan negara asing.

2) Satyagraha (tidak mau bekerja sama dengan Inggris)

Manusia harus memegang teguh kebenaran dan menolak apa yang tidak sesuai dengan kebenaran. Jika manusia tahu bahwa sesuatu itu tidak benar, maka janganlah ia menerjakannya atau ikut mengerjakannya. Satyagraha juga disebut non kooperatif, artinya tidak mau bekerjasama dengan apa yang dianggapnya tidak benar. Jika pemerintah Inggris tidak benar, maka orang harus non kooperatif terhadapnya.

3) Ahimsa (Melawan tanpa Kekerasan)

Menentang dengan kekuatan berarti melayani apa yang ditentang itu. Jika apa yang hendak ditentang itu dianggap tidak ada, maka itu akan kehilangan kekuatannya. Maka yang tidak menentang itu (tidak tunduk atau tidak melayani) akan menang. Ahimsa menentang adanya kekerasan dan pembunuhan.

Ahimsa berarti tidak berbuat apa-apa, bukan karena takut tetapi karena jiwa yang lebih luhur. Ahimsa berarti mengalahkan lawan dengan tidak melawan, tetapi dengan kekuatan bathin.

4) Hartal (mogok)

Hartal berarti berkabung karena ada kejadian yang menyedihkan. Hartal juga merupakan tanda protes atau tidak setuju terhadap sesuatu yang dianggap tidak baik. Sebagai tanda tidak setuju mereka tidak akan berbuat apa-apa (mogok)

f. Kemerdekaan India

Tuntutan kemerdekaan dan perlawanan rakyat India kepada inggris, memaksa Inggris akhirnya mengeluarkan Governement of India Act (1919) yang isinya sebagai berikut :

1) pemerintahan di India dititikberatkan pada pemerintahan provinsi

2) pemerintahan provinsi dipegang oleh Inggris dan India. Inggris memegang urusan yang penting (reserved subjects), India memegang urusan yang tidak penting (transferred subjects).

Congress menolak Governement of India ini, tetapi golongan moderat menerimanya dan keluar dari congress. Kelompok moderat ini kemudian mendirikan National Liberal Federation. Congress dibawah pimpinan Gandhi mengumumkan satyagraha, hartal, ahimsa, dan swadesi. Boikot terhadap bang-barang luar negeri dan dianjurkan hanya memakai barang buatan dalam negeri.

Pada tahun 1921 keadaan menjadi semakin kacau, pemberontakan muncul di mana- mana. Hindu dan Islam bersatu melawan Inggris. Pada tahun 1928 Congress memperkuat tuntutannya tentang status dominion tetapi Jawaharlal Nehru, pemimpin Congress yang baru menuntut kemerdekaan penuh (1930).

Dalam Perang Dunia II, orang-orang India membantu perang Inggris. Sikap Inggris lebih melunak, Inggris membebaskan tokoh-tokoh politik seperti Gandhi, Nehru dan lainnya yang telah ditangkap. Inggris kembali menawarkan status dominion dalam British Commonwealth. Sikap India melunak juga karena mereka menyadari bahwa perlunya mengurangi sikap keras kepala mereka. Kemerdekaan sudah semakin dekat. Pada tanggal 2 September 1946, India menerima usulan pemeberian dominion Inggris. Ingggris memberikan status dominion untuk India dan Pakistan.

Pada tanggal 15 Agustus 1947, Lord Louis Mountbathen mengumunkan kemerdekaan India dan Pakistan dalam lingkungan persemakmuran (commonwealth) Inggris.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gerakan Nasionalisme di India"

Post a Comment