Mobilitas Sosial
Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi lebih tinggi, lebih rendah, bahkan tetap sederajat. masyarakat dengan kelas sosial yang bersifat terbuka merupakan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah. Hal ini mengingat pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup sangat sedikit sekali, bahkan tidak memungkinkan terjadinya perpindahan anggota dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Secara umum bentuk mobilitas sosial terbagi menjadi dua, yaitu vertikal dan horizontal. Lebih jelas perhatikan peta konsep berikut
Seseorang melakukan mobilitas sosial tentunya ada alasan tertentu yang menjadi faktor pendorong atau sebaliknya. Dalam dunia modern, banyak negara berupaya agar dapat meningkatkan mobilitas sosial, karena mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih berbahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial para individu berbeda, maka mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial antara lain
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
a. Motivasi
Setiap individu pasti memiliki keinginan tidak hanya memiliki cara hidup yang baik, tetapi juga ingin memperbaiki sikap sosialnya. Dalam sistem terbuka ada kemungkinan untuk mencapai status apapun. Keterbukaan ini memotivasi orang untuk bekerja keras dan memperbaiki keterampilan sehingga seseorang dapat mencapai status sosial yang lebih tinggi.
b. Prestasi (Achievement)
Prestasi dapat mengacu terjadinya mobilitas sosial. Contohnya, performan positif anda yang tidak terduga ketika muncul di depan umum.
c. Pendidikan (Education)
Pendidikan tidak hanya membantu seorang individu untuk memperoleh pengetahuan tetapi juga sebagai kunci untuk menuju prospek kerja yang lebih tinggi..
d. Keahlian dan Pelatihan (Skills and Training)
Setiap masyarakat membuat ketentuan untuk memberikan keterampilan dan pelatihan untuk generasi muda. Masyarakat tidak hanya memberikan status sosial yang lebih tinggi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang lebih tinggi dan hak lainnya kepada orang-orang yang memiliki pelatihan tersebut. Keterampilan dan pelatihan memudahkan dalam perbaikan posisi, ini menyebabkan mobilitas sosial.
e. Migrasi
Migrasi juga dapat mempermudah terjadinya mobilitas sosial. Orang-orang bermigrasi dari satu tempat ke tempat yang lain karena ada faktor-faktor yang mendorongnya. Suatu tempat tertentu mungkin tidak memiliki peluang dan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, masyarakat dipaksa untuk bermigrasi ketempat lain untuk mendapatkan mata pencaharian yang layak bagi mereka.
f. Industrialisasi
Revolusi industri mengawali suatu sistem sosial yang baru di mana orang diberi status sesuai dengan kemampuan dan pelatihan mereka. Industrialisasi mengakibatkan produksi massal pada harga yang lebih murah. Hal ini memaksa para pengrajin dari pekerjaan mereka. Dalam mencari pekerjaan, mereka bermigrasi ke kota-kota industri.
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
a. Perbedaan kepentingan
b. Faktor perbedaan jenis kelamin (gender)
Di masyarakat tradisional masih dijumpai adanya ketidaksetaraan gender, dimana perempuan dianggap kurang mampu melakukan sesuatu dan laki-laki lebih pantas. Contoh perempuan hanya sebagai pendamping suami yang pekerjaannya hanya menggurus rumah tangga. Sikap tersebut menyebabkan perempuan menjadi sulit melakukan mobilitas sosial.
c. Faktor diskriminasi kelas
perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.
0 Response to "Mobilitas Sosial"
Post a Comment