Pertempuran Margarana di Bali Melawan Belanda

Pertempuran Margarana di Bali Melawan Belanda 

Pertempuran Margarana atau dikenal dengan Puputan Margarana terjadi di sebelah utara Tabanan, Bali. Pertempuran ini sebenarnya dipicu oleh hasil Perundingan Linggarjati. Salah satu klausul dari hasil perundingan itu adalah bahwa pengakuan secara de facto atas wilayah kekuasaan Indonesia hanya meliputi Jawa, 220 Madura, dan Sumatra. Selanjutnya, Belanda harus meninggalkan wilayah de facto itu paling lambat 1 Januari 1949. 

Jika menelaah klausul tersebut, maka Bali tidak menjadi bagian dari Indonesia. Tidak masuknya Bali sebagai satu kesatuan wilayah Indonesia menimbulkan perlawanan rakyat Bali. Tanggal 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendarat di Pulau Bali dengan membawa 2.000 tentara. Pada saat yang sama, Letkol. I Gusti Ngurah Rai, Komandan Resimen Sunda Kecil (saat ini Nusa Tenggara), sedang berada di Yogyakarta untuk melakukan konsultasi kepada Markas Besar TRI. 

Saat itu, Belanda ingin menjadikan Bali bergabung dengan Negara Indonesia Timur (NIT) yang sudah dibuatnya. Belanda membujuk Letkol. I Gusti Ngurah Rai agar Bali bergabung dengan NIT dan mengangkatnya menjadi Kepala Divisi Sunda Kecil. Ajakan Belanda tersebut ditolak Letkol. I Gusti Ngurah Rai yang lebih memilih tanah airnya, Indonesia. Letkol. I Gusti Ngurah Rai lebih suka melawan Belanda daripada menjadi pengkhianat Bangsa. 

Kemudian, Letkol. I Gusti Ngurah Rai selaku Komandan Resimen Sunda Kecil memerintahkan pasukannya yang bernama Ciung Wanara untuk melucuti polisi NICA yang menduduki Kota Tabanan. Pada 18 November 1946, pasukan Ciung Wanara dapat menduduki detasemen polisi NICA di Tabanan dan merebut puluhan senjata lengkap dengan artilerinya (senjata berat). 

Peristiwa ini memicu kemarahan pasukan Belanda. Pada 20 November 1946, Belanda mengerahkan seluruh pasukannya di Bali dan Lombok. Tidak hanya itu, Belanda Juga meminta bantuan pasukan dan pesawat pengebom dari Makassar untuk menghadapi Letkol. I Gusti Ngurah Rai. Pada hari yang sama, pukul 09.00- 10.00 WIT, Belanda mengepung Margarana sebagai basis pasukan Ngurah Rai. 

Perang di Margarana ini juga dikenal sebagai perang puputan, yakni perang yang dilakukan sampai titik darah penghabisan. Setelah bertempur dengan kekuatan militer yang tidak seimbang, Letkol. I Gusti Ngurah Rai dan anak buahnya yang berjumlah 96 gugur dan di pihak Belanda 400 orang tewas. 

Gugurnya Letkol. I Gusti Ngurah Rai telah melicinkan jalan usaha Belanda untuk membentuk apa yang dinamakan Negara Indonesia Timur. Untuk mengenang peristiwa itu, kini di lokasi kejadian dibangun Tugu Pahlawan Pujaan Bangsa dan setiap tanggal 20 November juga diperingati sebagai hari Puputan Margarana. 

Please wait 59 sec.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pertempuran Margarana di Bali Melawan Belanda"

Post a Comment