Gerilya Panglima Besar Sudirman
Gerilya Panglima Besar Sudirman
Apabila para pemimpin pemerintahan seperti Presiden Sukarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, dan beberapa menteri ditangkap Belanda, atas perintah Presiden Sukarno, Panglima Besar Sudirman yang saat itu berusia 30 Tahun meninggalkan Kota Yogyakarta untuk bergerilya.
Sudirman, dalam sebuah diskusi kecil dengan Sukarno, mengajak Sukarno untuk meninggalkan Gedung Agung sebelum ditangkap Belanda dan bergerilya bersama di hutan. Namun, ajakan Sudirman tersebut ditolak oleh Sukarno dengan alasan jika Sukarno ikut bergerilya, maka Belanda akan dengan mudah menembak mati Sukarno. Sebaliknya, jika Sukarno tetap tinggal dan ditangkap Belanda, Sukarno dapat berdiplomasi dan masih bisa memimpin rakyat. Sukarno memerintahkan Sudirman untuk masuk ke desa dan hutan untuk perang gerilya 100 persen.
Akhirnya, Jenderal Sudirman yang dalam keadaan kondisi badan tidak sehat karena sakit paru-paru memimpin perang gerilya. Sudirman dan rombongan melakukan perjalanan mulai dari Yogyakarta ke Gunungkidul dengan melewati beberapa kecamatan menuju Pracimantoro, Wonogiri, Ponorogo, Trenggalek, dan Kediri. Karena dalam perang gerilya tersebut menggunakan kekuatan fisik yang prima, sementara Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, maka selama dalam perjalanan Sudirman harus ditandu atau dipapah oleh anak buahnya untuk masuk hutan, naik gunung, turun jurang, dan keluar masuk dari desa satu ke desa yang lain. Sudirman memberikan contoh sebagaimana pesan Sukarno untuk tidak akan pernah menyerah dalam usaha mempertahankan tegaknya panji-panji NKRI.
Dalam perjalanan perang gerilyanya, setelah sampai Kediri, Sudirman lalu memutar melawati Trenggalek dan terus melakukan perjalanan sampai akhirnya di Sobo dengan tetap waspada karena Belanda menyebar tentaranya untuk memburu Sudirman dan anak buahnya untuk ditangkap dalam keadaan hidup atau mati. Jenderal Sudirman dan anak buahnya yang setia sungguh heroik karena menempuh perjalanan kurang lebih 1.000 km dengan perbekalan seadanya.
Waktu bergerilya mencapai enam bulan dengan penuh derita, lapar, dahaga, kepanasan, kedinginan, ancaman Belanda, dan menahan rasa sakit pada paru-parunya. Meski demikian, Sudirman tidak lagi me
0 Response to "Gerilya Panglima Besar Sudirman"
Post a Comment