Sejarah Berdirinya VOC dan Kebijakan VOC di Indonesia

Berdirinya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Dan Hak Oktroi

1. Sejarah Lahirnya VOC

Keberhasilan Van Neck berlayar ke Indonesia pada tahun 1600 menjadikan Belanda dalam dua tahun menjadi negara yang kaya rempah-rempah. Keuntungan yang diperoleh berlipat-lipat sehingga banyak kongsi dagang dari Negeri Belanda dan negara Eropa lain tergiur untuk datang ke Indonesia. Akan tetapi, banyaknya rempah- rempah menjadikan penawaran melebihi permintaan sehingga harga rempah-rempah jatuh.

Kenyataan ini diperparah dengan bersaingnya kongsi-kongsi dagang yang berujung saling konflik. Melihat situasi seperti itu, banyak kalangan mengusulkan agar dibentuk sebuah organisasi dagang sehingga tahun 1602 terbentuklah serikat dagang untuk wilayah timur yang disebut VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Lidah orang Indonesia menyebutnya Kompeni. Pemegang sahamnya adalah pedagang- pedagang besar Belanda.

a. Tujuan berdirinya VOC

  1. 1Menghindari persaingan tidak sehat antarkongsi dagang Belanda.
  2. Memperkuat posisi Belanda menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lain.
  3. Monopoli pedagang rempah-rempah di Indonesia.
  4. Membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang melawan pendudukan Spanyol.

b. Hak-hak istimewa (hak Oktroi) VOC 

VOC berkembang pesat karena pemerintah Belanda (Hindia Belanda) memberi hak-hak istimewa (hak Oktroi), yakni:

  1. Menjadi wakil sah pemerintah Belanda di Asia.
  2. Melakukan monopoli perdagangan.
  3. Mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri.
  4. Melakukan perjanjian dan perang dengan negara lain.
  5. Memungut pajak.
  6. Memiliki angkatan perang sendiri.
  7. Menyelenggarakan pemerintahan sendiri. 

Dengan wewenang seperti itu, perkumpulan dagang seperti VOC bertindak layakn ya seperti sebuah negara sehingga tidak heran jika dalam waktu lima tahun VOC mempunyai 15 armada dan sangat berkuasa.

2. Kebijakan-Kebijakan VOC di Indonesia

1) Memberlakukan dua jenis pajak kepada rakyat. Pertama, pajak contingenten, yaitu pajak hasil bumi yang langsung dibayarkan kepada VOC. Pajak ini diterapkan terhadap jajahan langsung, misalnya Batavia. Kedua, pajak verplichete leverente, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC. Pajak ini diterapkan terhadap daerah jajahan yang secara tidak langsung dikuasai, misalnya Kerajaan Mataram Islam.

2) Menyingkirkan pedagang-pedagang lain, baik pedagang negara Eropa lain maupun pedagang Jawa, Cina, Arab, dan Melayu. Hal ini dilakukan untuk monopoli rempah- rempah.

3) Menentukan luas areal penanaman rempah-rempah. Kebijakan ini diterapkan di Maluku.

4) Melakukan kebijakan ekstirpasi, yakni penebangan kelebihan jumlah tanaman rempah - rempah agar harga tetap dipertahankan. Untuk melindungi kebijakan tersebut, Belanda melakukan pelayaran Hongi, yakni pelayaran menggunakan perahu kecil (kora-kora) untuk patroli terhadap penyelundupan rempah-rempah.

5) Mewajibkan kerajaan-kerajaan untuk menyerahkan upeti setiap tahun kepada VOC.

6) Mewajibkan rakyat menanam tanaman tertentu, misalnya kopi, dan hasilnya dijual kepada VOC dengan harga yang sudah ditentukan oleh VOC.

Langkah-langkah VOC Dalam rangka mendukung kebijakan-kebijakan, VOC melakukan dua hal sebagai berikut.

1) Menggunakan cara kekerasan

Bila ada raja atau sultan yang menolak berdagang dengan syarat-syarat yang telah ditentukan VOC, maka raja tersebut ditangkap dan diasingkan ke daerah lain. Selanjutnya, VOC mengangkat raja atau sultan baru yang menuruti kemauan VOC.

2) Taktik jitu devide et impera

Devide et impera secara harfiah artinya “pecah belah dan kuasai”. Salah satu bentuknya adalah dengan mencampuri urusan dalam negeri setiap kerajaan. Caranya, apabila ada konflik internal di suatu kerajaan atau dengan kerajaan lain, VOC akan mendatangi salah satu kerajaan untuk menawarkan bantuan. Ketika tawaran bantuan tersebut diterima, VOC akan membantu mengalahkan kerajaan lain dengan berbagai syarat atau perjanjian. Isinya imbalan monopoli perdagangan atau mendapatkan sebagian wilayah yang dikalahkan. Monopoli perdagangan adalah VOC mengharuskan para petani menjual rempah-rempahnya kepada VOC dan tidak boleh kepada kongsi dagang lain dengan harga yang sudah ditentukan sendiri oleh VOC.

Dengan cara itu, pada tahun 1669, VOC merupakan perusahaan dagang terkaya sepanjang sejarah. VOC memiliki 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja, 10.000 tentara, dan pembayaran deviden (sistem pembagian keuntungan) sebanyak 40%. Seorang filsuf dari Jerman yang bernama Karl Marx (1818-1883) menulis dalam bukunya yang berjudul Das Salam Historia VOC merupakan perusahaan  internasional pertama di dunia. 

Anggota kongsi ini tidak hanya orang-orang Belanda, tetapi juga ada orang Spanyol, Portugis, dan Inggris. Yang mengejutkan, mereka kebanyakan merupakan bekas-bekas penjahat yang kemudian bergabung dengan VOC sehingga tidak mengherankan bila VOC hancur akibat korupsi yang merajalela. Das Capital menyebut VOC sebagai salah satu korporasi pertama dalam sejarah dunia yang paling jahat dan rakus. Sejarawan Onghokham pernah mengatakan bahwa kolonialisme di Jawa bukan dengan operasi militer, melainkan lebih banyak dengan melakukan perjanjian dengan raja atau pangeran setempat. Jumlah tentara VOC dan Hindia Belanda tidaklah terlalu besar, tetapi hanya kuat secara finansial.

Please wait 59 sec.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Berdirinya VOC dan Kebijakan VOC di Indonesia"

Post a Comment