Metode Etnografi
Metode Etnografi
1. Konsep dan Tujuan Etnografi
Pendekatan etnografi yakni pendekatan yang didasari pada sebuah kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama sehingga peneliti seperti menenggelamkan diri dalam kehidupan sehari-hari responden sehingga membutuhkan waktu yang lama agar menjawab sebuah pola (ritual, perilaku sosial adat, atau kebiasaan) di kelompok tersebut. Tujuan penelitian etnografi lebih cenderung pada kehati-hatian dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk menarik sebuah kesimpulan. Kehati-hatian tersebut berimbas pada banyaknya tenaga dan waktu yang dikeluarkan karena tantangan penelitian ini kesulitannya pada mempelajari pola-pola manusia dalam suatu komunitas di wilayah tertentu.
2. Jenis Etnografi
a. Etnografi realis berupaya menggambarkan situasi budaya para partisipan secara objektif berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dari para partisipan di lapangan penelitian dan dipaparkan dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga.
b. Etnografi kritis merupakan pendekatan penelitian yang digunakan untuk membantu dan memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat yang termarjinalisasi.
c. Studi kasus sebagai bentuk etnografi yang mempunyai definisi bahwa kasus yang diteliti terpisah dari hal-hal lain dalam waktu, tempat, dan batas-batas fisik tertentu.
3. Karakteristik Pokok Etnografi
Menurut Creswell (2012: 468) beberapa karakter yang bisa menggambarkan penelititan etnografi, diantaranya yaitu :
1. Tema budaya
2. Kelompok budaya (culture sharing group)
3. Kepemilikan bersama atas pola-pola tingkah laku, keyakinan, dan bahasa
4. Penelitian lapangan (fieldwork)
5. Deskripsi, Tema, dan Interpretasi
6. Konteks atau Pengaturan
7. Refleksi Peneliti
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpul data pada penelitian etnografi selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Wawancara mendalam (indepth interview)
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, pewawancara, dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
2. Observasi partisipan (participant observation)
Observasi partisipasi adalah pengamatan yang dilakukan dimana peneliti/observer ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan kelompok yang diteliti.
3. Diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion)
Merupakan kegiatan diskusi bersama antara peneliti dengan subjek penelitian secara terarah. Dalam konteks ini sebenarnya kemampuan peneliti untuk menyajikan isu atau tema utama, mengemasnya dan kemudian mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah dalam arti proses diskusi tetap berada dalam wilayah tema dan tidak terlalu melebar apalagi sampai menyertakan emosi subjek secara berlebihan menjadi kata kunci dari proses diskusi yang baik.
4. Sejarah hidup (Life history)
Merupakan catatan panjang dan rinci sejarah hidup subjek penelitian. Melalui catatan sejarah hidup ini peneliti etnografi akan memahami secara detail apa saja yang menjadi kehidupan subjek penelitian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya termasuk budaya yang ada di lingkungannya.
5. Analisis dokumen (Document analysis)
Mengingat dilokasi penelitian tidak semua memiliki dokumen yang tersedia, maka ada baiknya seorang peneliti mengajukan pertanyaan tentang informan-informan yang dapat membantu untuk memutuskan apa jenis dokumen yang mungkin tersedia. Dengan kata lain kebutuhan dokumen bergantung peneliti, namun peneliti harus menyadari keterbatasan dokumen, dan bisa jadi peneliti mencoba memahami dokumen yang tersedia, yang mungkin dapat membantu pemahaman.
5. Etika Dalam Penelitian Etnografi
Menurut Madison (dalam Creswell, 2012: 474) etika dalam penelitian etnografi antara lain yaitu:
1. Etnografer harus terbuka dan transparan tentang pengumpulan data harus menyampaikan tentang tujuan penelitian, dampak yang mungkin ditimbulkan, sumber-sumber pendanaan.
2. Peneliti harus mempelajari orang-orang atau tempat-tempat dengan rasa hormat, menghindarkan dari bahaya, menjaga martabat mereka, dan memastikan privasi mereka terjaga.
3. Peneliti dan peserta perlu menegosiasikan batas yang berkaitan dengan faktor-faktor ini.
4. Peneliti etnografi juga mempunyai tanggung jawab terhadap komunitas ilmiah, seperti tidak menipu salah satu peserta atau pembaca (misalnya memanipulasi data, mengarang bukti, memalsukan, menjiplak) atau tidak melaporkan kesalahan.
5. Penelitian harus dilakukan dengan rasa hormat agar peneliti lain tidak dilarang memasuki lingkungan kelompok tersebut di masa yang akan datang.
6. Peneliti harus memberikan umpan balik dan memberikan imbalan kepada mereka yang diteliti yang adil dan mungkin memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan.
7. Peneliti juga harus menyadari potensi dampak negatif dari presentasi dan publikasi mereka yang mungkin ada pada populasi yang diteliti.
6. Prosedur Penelitian Etnografi
Menurut Spradley (dalam Ary dkk, 2010: 462). Prosedur siklus penelitian etnografi mencakup enam langkah yaitu :
1. Memilih proyek etnografi.
2. Mengajukan pertanyaan etnografis.
3. Mengumpulkan data etnografi.
4. Membuat catatan etnografis.
5. Menganalisis data etnografi.
6. Menulis etnografi.
7. Langkah-langkah Menulis Etnografi
Langkah-langkah metode yang harus diperhatikan:
1) memilih khalayak yang mempunyai pandangan yang sama;
2) memilih dan menentukan tesis terhadap khalayak tersebut;
3) membuat daftar topik dan garis besar;
4) menulis naskah kasar untuk masing-masing bagian;
5) merevisi garis besar dan menciptakan sebuah anak judul;
6) mengedit naskah kasar;
7) membuat naskah kasar dan kesimpulan;
8) menuliskan kembali mengenai tulisan mengenai contoh;
9) menulis naskah akhir.
8. Peranan Penelitian Etnografi
a. Memahami masyarakat yang kompleks
b. Menginformasikan teori-teori ikatan budaya
c. Menemukan grounded theory
d. Memahami perilaku manusia
0 Response to "Metode Etnografi"
Post a Comment