Budaya Pop, Komodifikasi Budaya dan Hibriditas Budaya

Budaya Pop, Komodifikasi Budaya dan Hibriditas Budaya

A. BUDAYA POP 

Istilah “budaya populer” (culture popular) sendiri dalam bahasa latin merujuk secara harfiah pada “culture of the people” (budaya orang-orang atau masyarakat). Mungkin itulah sebabnya banyak pengkaji budaya yang melihat budaya yang hidup (lived culture) dan serangkaian artefak budaya yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari orang kebanyakan (Tressia, 2001:41). (Subandy, 2011:xxvii), sebagai contoh memandang budaya populer sebagai sekumpulan artefak yang ada, seperti film, kaset, acara televisi, alat transportasi, pakaian, dan sebagainya. Budaya pop selalu berubah dan muncul secara unik di berbagai tempat dan waktu. 

Budaya populer berkaitan dengan budaya massa. Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produksi masa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan dari khalayak konsumen massa. Budaya massa ini berkembang sebagai akibat dari kemudahan-kemudahan reproduksi yang diberikan oleh teknologi seperti percetakan, fotografi, perekaman suara, dan sebagainya (Malthy, 2001:37). 

Adapun karakteristik budaya popular yang di post secara online oleh (Derry Mayendra, 2011) adalah sebagai berikut: 

a. Relativisme 

b. Sekulerisme 

c. Hedonisme 

d. Popularitas 

e. Kontemporer 

f. Penyeragaman Rasa 

g. Budaya Hiburan 

h. Budaya Massa 

i. Budaya Visual 

B. KOMODIFIKASI BUDAYA 

Komodifikasi, yang berasal dari kata komoditas dan modifikasi. Sebagian besar ahli dalam penggunaan kontemporer, mengartikan komoditas sebagai suatu barang atau jasa yang berhubungan dengan mode produksi kapitalis dan dapat ditemukan akibat merambahnya paham kapitalisme, ini merupakan warisan Karl Marx dan ekonom politik awal (Appadurai, 1986). Sependapat dengan Karl Marx, Greenwood (1977) pun menyatakan bahwa segala sesuatu yang dijual diasumsikan sebagai bentuk komoditas, tak terkecuali kebudayaan. Modifikasi artinya mengubah. Apabila disatukan dengan pengertian komoditas tadi, komodifikasi adalah pengubahan suatu benda untuk menjadi komoditas yang benilai ekonomis. Shepherd (2002) menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya permintaan wisata, komodifikasi budaya tak bisa dihindarkan karena para turis ingin merasakan pengalaman berbudaya yang beda dari tempat asal mereka. Perdebatan ini cukup hangat didiskusikan oleh publik dan pemerhati budaya maupun agama. 

Kebudayaan lokal biasanya dianggap sebagai contoh utama yang rentan akan komodifikasi. Khususnya pakaian adat, ritual, festival, dan seni rakyat tradisional menjadi bagian dari komoditas pariwisata, sebagaimana mereka dipentaskan atau diproduksi semata-mata untuk konsumsi pariwisata. (Cohen, 1988). Kebudayaan lokal biasanya dengan sengaja diubah dan diperlakukan sebagai atraksi wisata sehingga dapat hancur karena kehilangan makna aslinya. Seperti yang dijelaskan oleh Greenwood, hilangnya suatu makna 

yang terkandung sebagai akibat komodifikasi budaya ini adalah sebuah masalah serius sebagai hasil dari berkembangnya pariwisata yang tidak terkendali. 

Tiga jenis komodifikasi yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam buku Ekonomi Politik Komunikasi: Sebuah Realitas Industri Media di Indonesia (2020) karya Isma Adila dan Arif Budi Prasetya, disebutkan tiga bentuk komodifikasi: 

1. Komodifikasi konten Dalam hal ini, konten dijadikan komoditas untuk menarik hati masyarakat. Contohnya tayangan televisi menghadirkan artis yang terkenal atau lagi naik daun, untuk membuat masyarakat tertarik sehingga banyak yang menonton. Efeknya stasiun televisi tersebut mendapat profit lewat iklan. 

2. Komodifikasi audiens Dalam hal ini, audiens atau masyarakat yang dijadikan komoditas. Contohnya tayangan televisi yang menghadirkan realita kehidupan artis, sehingga bisa menaikkan rating dan share stasiun televisi tersebut karena banyak yang menonton. 

3. Komodifikasi pekerja Dalam hal ini, pekerja menjadi komoditas. Contohnya dokter menjual ilmu dan keahliannya untuk mengobati pasien, agar bisa mendapatkan uang. Contoh lainnya kuli bangunan menjual tenaganya untuk mendapatkan gaji. 

C. HIBRIDITAS BUDAYA 

Hibriditas menandakan adanya keberlangsungan kreativitas dalam dinamika aspek kebudayaan. Clothier (2006: 19-21) menjelaskan hibriditas kultural sebagai produk kultural di ruang ketiga yang unik dan kas dan bukan sekedar percampuran antara dua budaya atau lebih, tetapi bisa menjadi: (1) kritik terhadap dalil otentisitas budaya; (2) tanda dinamika budaya, di mana batas-batas kultural melebur dan saling melampaui dalam ruang ketiga; (3) bentuk kreativitas kultural yang selalu berkembang melampaui batas-batas yang ada di antara budaya-budaya yang ada; dan (4) bentuk otentisitas baru dari sebuah budaya masyarakat. 

Jenis hibridisasi budaya 

Endokulturasi adalah proses di mana generasi baru mengadopsi budaya lingkungan mereka. Ketika Anda dilahirkan, Anda masuk ke dalam skenario aturan dan perilaku yang sudah mapan, di mana kita beradaptasi secara sadar atau tidak sadar sehingga kita dapat berfungsi dalam masyarakat. 

▪Asimilasi adalah proses adaptif yang harus mereka lalui untuk menjamin koeksistensi optimal dengan lingkungan baru mereka. 

▪ Transkulturasi adalah jenis perubahan budaya yang terkenal dalam penaklukan; ada gagasan tentang "budaya inferior" dan "budaya superior" lainnya, dan ini adalah masalah budaya yang lebih rendah yang beradaptasi dengan penggunaan dan kebiasaan atasan, yang menganggap dirinya sebagai pilihan yang lebih baik bagi penerima. Ini terjadi sejauh budaya asli hilang. 

Hubungan antara hibridisasi budaya dan interkulturalisme 

Tidak seperti hibridisasi budaya, yang membuat perubahan antara dua budaya dan diubah untuk mencapai ini beradaptasi dengan lanskap modern, multikulturalisme berusaha untuk membuat paling sedikit perubahan antara ini. Interculturalism adalah proses interaktif yang mencoba menghargai perbedaan antara budaya yang berbeda. Sementara mencari pengayaan timbal balik, itu menempatkan dua budaya yang sama sekali berbeda sebagai sama, sama sekali menolak gagasan budaya yang lebih rendah dan superior. Contoh 

hubungan ini dapat dilihat di Amerika Utara: sementara pemerintah Amerika Serikat berusaha agar para migrannya beradaptasi sepenuhnya dengan kebiasaan dan bahasa mereka (transkulturasi), pemerintah Kanada mempromosikan pluralitas di antara warga negara baru (antar budaya). 

Contoh hibridisasi budaya 

Hibridisasi menjadi sedemikian rupa sehingga bahkan merupakan bagian dari identitas suatu masyarakat, seperti halnya New Orleans di Amerika Serikat; di daerah ini budaya Anglo-Saxon, Afrika, dan Prancis saling terhubung. Di Amerika Selatan, hal serupa terjadi dengan Argentina: di negeri ini hidup bersama masyarakat adat, mestizo, keturunan pengungsi Spanyol dan Italia yang tiba di daerah pada akhir abad kesembilan belas. Dalam kedua contoh, penduduk daerah ini tidak memisahkan karakteristik mestizo mereka dari yang Eropa, misalnya, dan budaya hibrida ini dianggap hanya sebagai "Argentina".. Kemudian, hibridisasi adalah salah satu aspek budaya terpenting di Amerika, sebuah wilayah yang telah lama dikenal sebagai "benua baru." Campurannya sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk menganggap wilayah dan orang-orangnya sebagai sesuatu yang kurang dari campuran budaya yang berbeda.

Please wait 59 sec.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budaya Pop, Komodifikasi Budaya dan Hibriditas Budaya"

Post a Comment