KONFLIK DAN INTEGRASI DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Konflik dan Integrasi Dalam Kehidupan Sosial


1. KONFLIK SOSIAL

A. Pengertian konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latinconfigere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.

Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Konflik Menurut Para Ahli mengemukakan pendapat tentang konflik sebagai berikut : Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict
Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto Konflik adalah proses sosial ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan.

Dalam sosiologi konflik disebut juga pertikaian yaitu bentuk persaingan yang berkembang secara negatif yang berarti satu pihak bermaksud untuk mencelakakan pihak lain atau berusaha menyingkirkan pihak lain.

B. Ciri-ciri konflik sosial

  1. Terjadinya benturan kepentingan untuk memperebutkan sesuatu
  2. Adanya saling curiga
  3. Hubungan tidak harmonis
  4. Timbul rasa benci, antipasti, marah dan dendam terhadap lawannya
  5. Saling menyebar isu negatif, fitnah dan dendam terhadap lawannya.
  6. Terjadi benturan fisik, kerusuhan social, gerakan separatis dan peperangan.

C. Sebab terjadinya konflik sosial

  1. Perbedaan keyakinan dan pendirian seseorang
  2. Perbedaan kebudayaan antar kelompok masyarakat
  3. Perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok
  4. Kesenjangan social yaitu perbedaan yang menonjol pada kemampuan meraih kesejahteraa
  5. Perubahan social masyarakat yang tidak siap menerima perubahan social akan dapat mengalami konflik social

D. Jenis-jenis konflik

Konflik dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
  1. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
  2. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
  3. Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
  4. Konflik antar atau tidak antar agama
  5. Konflik antar politik.
  6. Konflik Ideologi, pertahanan
  7. Konflik Budaya, dan agama

Sedangkan menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi atas

1)Konflik intrapersonal

adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi pada saat yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.

2)Konflik interpersonal

adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan keinginan dan tujuan.Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat dikenai hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik interorganisasi.

3)Konflik antar group dalam suatu organisasi

adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan menghindari disfungsional.

E. Dampak terjadinya konflik sosial

Konflik social dapat memunculkan berbagai dampak ada dampak yg bersifat negatif ada pula dampak yang bersifat positif. Adapun dampak tersebut sebagai berikut:

a. Dampak positif

  1. Meningkatkan solidaritas intern kelompok
  2. Meningkatkan kekuatan pribadi dalam menghadapi konflik
  3. Munculnya norma baru
  4. Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik untuk melakukan kompromi
b. Dampak negatif
  1. Menimbulkan perpecahan
  2. Menimbulkan keresahan
  3. Menimbulkan perubahan kepribadian individu
  4. Menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana umum
  5. Hilangnya harta benda hingga nyawa manusia
  6. Merusak struktur social dalam masyarakat

F. Proses social dalam penyelesaian konflik

Konflik sebaiknya segera diselesaikan agar hubungan social kembali teratur sehingga disintegrasi social bisa dicegah. Proses penyelesaian konflik disebut akomodasi yang bisa dilakukan dengan berbagai metode penyelesaian konflik yang harus disesuaikan dengan tipe konflik, besarnya konflik dan dampak yang ditimbulkan. Adapun beberapa metode penyelesaian konflik adalah sebagai berikut:

1)Koersi (coercion)
Yaitu bentuk akomodasi melalui paksaan fisik atau psikologis

2)Kompromi (compromise)
Yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam konfliksaling mengurangi tuntutan utnuk mencapai suatu penyelesaian

3)Arbitrase (arbitration)
Yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga, dan pihak ketiga adalah majlis arbitrase yang bersifat formal karena pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri.

4)Mediasi (mediation)
Yaitu akomodasi yang melibatkan pihak ketiga, pihak ketiga bersifat netral dan tidak berwenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.

5)Negosiasi (negotiation)
Yaitu proses komunikasi dua atau lebih pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan permasalahan dengan mencapai penyelesaian yang diterima semua pihak.

6)Konsiliasi (conciliation)
Yaitu usaha mempertemukan pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan. Konsiliasi merupakan mediasi yang bersifat lebih formal. Keputusan pihak ketiga dalam konsiliasi tidak mengikat.

7)Rekonsiliasi (reconciliation)
Yaitu usaha menyelesaikan konflik pada masa lalu sekaligus memperbarui hubungan kearah perdamaian yang lebih harmonis.

8)Stalemate
Yaitu proses akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak memiliki kekuatan seimbang sehingga pertikaian berhenti dengan sendirinya.

9)Ajudikasi (adjudication)
Yaitu penyelesaian konflik di pengadilan.

10)Segregasi (segregation)
Yaitu tiap-tiap pihak memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi Ketegangan

2. INTEGRASI SOSIAL

A. Pengertian

Integrasi sosial berasal dari bahasa latin Integrum yang artinya utuh, seluruhnya, genap, lengkap, komplit, bulat. Kata integrasi diambil dari bahasa Inggris Integration yang artinya pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.

Menurut Paul B.Harton definisi Integrasi adalah proses pengembangan masyarakat yangmana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi. 

Integrasi sosial juga bisa diartikan sebagai kondisi kemasyarakatan yang ditandai oleh adanya keutuhan antar anggota masyarakat.

B. Faktor-faktor pendorong dan penghambat

Adapun faktor pendorong terciptanya Integrasi sosial adalah sebagai berikut:

1.Sikap saling menghargai
masing-masing pihak mengakui kelemahan dan kelebihan budaya masing-masing.Hal ini akan mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut.

2.Perkawinan campuran (amalgamation)
Perkawinan campuran antara dua kebudayaan yang berbeda bisa mendorong terciptanya integrasi bangsa.

3.Toleransi
Toleransi yang mendorong terjadinya komunikasi yang efektif antara kebudayaan yang berbeda tersebut akan mendorong terciptanya integrasi di antara mereka.

4.Sikap terbuka
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.Semua ini dapat diwujudkan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada golongan minoritas untuk memperoleh pendidikan,pemeliharaan kesehatan,penggunaan fasilitas umum,dan partisipasi politik.

5.Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
Pengetahuan tentang persamaan-persamaan unsur kebudayaan yang berlainan akan mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.Hal ini akan menghilangkan prasangka-prasangka yang semula mungkin ada diantara pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut.

6.Kesempatan yang seimbang
Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.Hal ini akan mempercepat proses integrasi sosial karena dalam sistem ekonomi yang dmeikian,setiap individu mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya.Kondisi seperti ini dapat menetralisir perbedaan-perbedaan kesempatan atau peluang dari kebudayaan-kebudayaan tersebut.

Adapun faktor penghambat Integrasi sosial adalah sebagai berikut:

  1. Persaingan tidak sehat
  2. Fanatisme yang berlebian karena perbedaan ras, etnis, kebudayaan, agama dandaerah
  3. Rendahnya sikap toleransi dalam hidup bermasyarakat
  4. Konflik atau pertentanga akibat tidak tuntasnya penyelesaian suatu masalah
  5. Prasangka buruk yang dilatarbelakangi cemburu sosial
  6. Pembedaan perlakuan para pemimpin terhadap warganya,baik individu atau kelompok.

C. Bentuk-bentuk integrasi social

1.Integrasi Normatif
Integrasi normatif adalah integrasi yang terjadi karena norma-norma tertentu yang berlaku dalam masyarakat secara keseluruhan. Norma ini menjadi hal yang mampu mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.

2.Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi-fungsi tertentu dari masing masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.

3.Integrasi Koersif
Integrasi koersif adalah integrasi yang terbentuk karena adanya pengaruh kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Integrasi ini dapat bersifat paksaan.

D. Proses terwujudnya integrasi sosial

Suatu masyarakat memiliki komponen dan unsur unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Bagaimanapun, komponen dan unsur – unsur masyarakat ini pasti memiliki suatu perbedaan, tetapi mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk saling mendukung agar sama-sama mendapat keuntungan. Untuk itu perlu terbentuk integrasi sosial, berikut adalah proses terjadinya suatu integrasi sosial :

1. Tahap Interaksi
Interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu. Tindakan yang dimaksud disini adalah semua tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Syarat terjadinya interaksi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi antar pihak yang terlibat. Tentunya interaksi pasti dibutuhkan untuk saling mengenal dalam upaya membentuk integrasi sosial.

2. Tahap Identifikasi
Setelah saling mengenal melalui proses interaksi, maka masing masing pihak akan berusaha untuk saling menerima dan memahami satu sama lain, nah tahapan ini disebut dengan tahapan identifikasi. Jika proses identifikasi berlangsung dengan lancar, maka kerjasama akan lebih cepat dan terbentuk lebih mudah.

3. Tahap Kerjasama
Kerjasama timbulk apabila orang orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran ini akan menimbulkan kerjasama dengan tujuan membuat pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.

4. Tahap Akomodasi
Setelah bekerja sama dan menjalankan tugasnya masing masing, biasanya akan muncul konflik dan pertentangan antar pihak-pihak yang terlibat. Pertentangan ini perlu diredakan akan tidak menghasilkan perpecahan, disinilah akomodasi berperan. Akomodasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.

5. Tahap Asimilasi
Setelah melalui beberapa permasalah dan mampu mengatasi permasalah tersebut tanpa menimbulkan perpecahan, biasanya hubungan antara pihak yang berkaitan akan lebih erat sehingga terjadinya proses asimilasi. Asimilasi adalah proses sosial berupa usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok kelompok untuk mempertinggi rasa kesatuan.

6. Tahap Integrasi
Setelah proses asimilasi, maka akan terbentuk integrasi. Pada proses integrasi penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda terjadi dan kemudian membentuk keserasian dalam menjalani fungsi kehidupan.

Please wait 59 sec.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KONFLIK DAN INTEGRASI DALAM KEHIDUPAN SOSIAL"

Post a Comment