MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Dasar-dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Pada konteks keanekaragaman hayati, pengelompokkan sangat perlu untuk dilakukan. Dengan pengelompokkan makhluk hidup, maka akan mempersempit objek kajian, sehingga akan mempermudah kita mengenal, mempelajari, dan akhirnya memanfaatkan makhluk hidup untuk kepentingan manusia.

Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dimilikinya. Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi (Yunani, taxis = susunan, nomos = aturan). Pengelompokkan makhluk hidup memperoleh beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:

• Menyederhanakan objek studi biologi yang beraneka ragam sehingga lebih mudah untuk mempelajarinya.

• Dapat mengetahui hubungan kekerabatan antara organisme yang satu dengan organisme lainnya.

Prinsip mendasar klasifikasi adalah adanya perbedaan dan persamaan setiap mahluk hidup. Selain itu manfaat mahluk hidup tersebut juga berpengaruh. Begitu pula dengan ciri morfologi, anatomi, dan biokimianya. Ciri morfologi adalah ciri yang nampak dari luar, misalnya morfologi bulu pada kucing. Sedangkan ciri anatomi adalah struktur tampak dalam contohnya adalah anatomi jantung, yang berarti bagaimana jantung dari kucing tersebut disusun dan bagian-bagiannya.

Kelompok mahluk hidup yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian disebut taksaon. Pembentukkan takson berjenjang secara teratur. Untuk setiap takson diberi nama tertentu. Tingkatan-tingkatan klasifikasi dari tingkat tertinggi (kingdom) sampai tingkat terendah (spesies) adalah sebagai berikut:

- Kingdom

- Phylum (Filum) digunakan untuk hewan, untuk tumbuhan dinamakan Diovisio

- Classis (Kelas)

- Ordo (Bangsa)

- Familia (Suku)

- Genus (Marga)

- Species (Jenis)

Jenis (spesies) adalah tingkatan takson yang memiliki sifat-sifat yang sama, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya, serta memiliki jumlah kromosom yang sama dan umunnya hidup pada habitat yang sama. Marga adalah tingkatan takson yang mempunyai persamaan dalam struktur alat reproduksi. Sementara itu suku adalah tingkatan takson yang meliputi sejumlah marga dengan jenis-jenis yang dianggap berasal dari nenek moyang yang sama.

Pengelompokkan makhluk hidup dapat dilakukan dengan berbagai sistem. Sistem pengelompokkan tersebut yaitu artifisial (buatan), natural, dan filogeni.

a. Sistem Klasifikasi Artifisial (Buatan)

Sistem klasifikasi artifisial merupakan suata cara pengelompokkan berdasarkan pada karakter-karakter yang dihubungkan dengan kepentingan manusia. Misalnya pada tumbuhan terdapat beberapa cara penggolongan, diantaranya berdasarkan umur, kegunaan, habitat, dan kandungan gizi atau zat utamanya.

b. Sistem Klasifikasi Alami (Natural)

Sistem klasifikasi alami merupakan klasifikasi untuk membentuk takson-takson yang bersifat alamiah (sesuai kehendak alam) berdasarkan karakter morfologinya. Pada sistem klasifikasi alami, klasifikasi tumbuhan biasanya didasarkan pada morfologi dan alat perkembangangbiakkannya (bunga) termasuk tipe biji, morfologi akar, batang, dan daun. Sedangkan pada hewan biasanya diklasifikasikan berdasarkan jumlah sel, keberadaan tulang punggung, saluran pencernaan, sistem rangka, dan lain-lain.

c. Sistem Klasifikasi Filogeni

Sistem klasifikasi filogeni merupakan suatu cara pengelompokkan organisme berdasarkan garis evolusinya atau sifat perkembangan genetik organisme sejak sel pertama hingga menjadi bentuk organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teori evolusi.

Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup

Sistem kingdom yang pertama diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Sistem kingdom pun terus mengalami perubahan dan perbaikan hingga sekarang dan sering menjadi pro dan kontra bagi para ilmuwan. Beberapa system klasifikasi makhluk hidup yang telah diperkenalkan oleh para ahli adalah :

a. Sistem Dua kingdom Sistem yang dikembangkan oleh ilmuwan Swedia yaitu Carolus Linnaeus tahun 1735. Makhluk hidup dibagi menjadi 2 kingdom yaitu :

1) Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ciri–ciri: tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil, mampu bergerak bebas.

2) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Ciri–ciri: memiliki dinding sel berklorofil, mampu berfotosintesis.

b. Sistem Tiga Kingdom Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Jerman (Ernst Haeckel) tahun 1866. Makhluk hidup dibagi menjadi 3 kingdom yaitu :

1) Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ciri-ciri: heterotrof, eukariot multiseluler dan dapat bergerak.

2) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Ciri-ciri: autotrof, eukariot multiseluler, berklorofil dan mampu berfotosintesis.

3) Kingdom Protista Ciri-ciri: organisme bersel satu atau uniseluler dan organisme multiseluler sederhana).

c. Sistem Empat Kingdom Sistem Ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika (Herbert Copeland) tahun 1956. Makhluk hidup dibagi menjadi 4 kingdom yaitu :

1) Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

2) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

3) Kingdom Protista

4) Kingdom Monera Ciri-ciri memiliki inti tanpa membran inti (prokariotik).

d. Sistem Lima Kingdom Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika(Robert H. Whittaker) tahun 1969. Makhluk hidup dibagi menjadi 5 kingdom yaitu :

1) Kingdom Monera

2) Kingdom Protista

3) Kingdom Fungi (Dunia Jamur) Ciri-ciri : eukariotik, heterotrof, tidak berklorofil, dinding sel dari zat kitin.

4) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

5) Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

e. Sistem Enam Kingdom Pada tahun 1970-an seorang mikrobiologi Bernama Carl Woese dan peneliti lain dari University Of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokriot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Adapun keenam kingdomnya adalah :

1) Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

2) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

3) Kingdom Protista

4) Kingdom Mycota (Dunia Jamur)

5) Kingdom Eubacteria

6) Kingdom Archaebacteria

Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

Karakteristik Monera

Monera merupakan organisme uniseluler atau bersel satu. Monera berasa dari kata “moneres” dari Bahasa Yunani yang berarti tunggal. Struktur makhluk hidup ini sederhana, hanya terdiri dari satu sel hidup, inti selnya belum memiliki membrane inti sehingga ia disebut prokariotik. Kingdom ini biasa dikenal dengan nama bakteri.

Bakteri merupakan organisme uniseluler, tidak memiliki membrane ini sel (prokariotik), dan pada umumnya memiliki dinding sel, tetapi tidak berklorofil. Bakteri ditemukan pertama kali pada tahun 1674, oleh Antonie van Leewenhoek. Ilmu yang mempelajari bakeri disebut dengan bakteriologi.

Organisme ini mudah ditemukan di habitat manapun. Mereka mampu bertahan hidup di lingkungan yang sangat panas, dingin, asin, asam, atau basa.

Bakteri merupakan organisme mikroskopis dengan ukuran sel yang bervariasi. Umumnya, sel bakteri berdiameter sekitar 0,5-5 μm. Namun ada pula yang berdiameter hingga 0,5 mm atau lebih besar daripada sel eukariotik (10-100 μm). Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi. Bentuk dasar sel bakteri antara lain sebagai berikut:

• Basil, yaitu berbentuk seperti batang. Contohnya, Bacillus subtilis dan Bacillus cereus.

• Kokus, yaitu bakteri berbentuk seperti bola. Contohnya, Nitroscoccus.

• Spirilum, yaitu bakteri berbentuk bergelombang seperti spiral. Contohnya, Rhodospirillum rubrum.

Bakteri dapat bereproduksi secara vegetatif (aseksual) maupun secara generatif (seksual). Reproduksi secara aseksual dengan melalui pembelahan biner, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dari dual sel menjadi empat sel, dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara amitosis (secara langsung). Umumnya, bakteri mampu membelah sekitar 1-3 jam sekali. Contohnya, Escherichia coli yang membelah setiap 20 menit sekali.

Sedangkan reproduksi secara seksual dengan cara rekombinasi gen, yaitu peristiwa bercampurnya Sebagian materi gen (DNA) dari dua sel bakteri yang berbeda, sehingga terbentuk DNA rekombinan. Dalam rekombinasi gen, akan dihasilkan dua sel bakteri dengan materi genetic campuran dari kedua induknya. Rekombinasi gen dapat terjadi melalui konjugasi, transduksi, dan transformasi.

Karakteristik Protista

Protista (Yunani, protos = pertama) merupakan organisme eukariot pertama atau paling sederhana. Sebagai organisme eukariotik, Protista memiliki membran inti sel. Protista merupakan organisme eukariotik tertua, karena fosil tertua acritarch diduga sebagai fosil Protista yang hidup pada zaman Prakambrium dan berumur sekitar 2,1 miliar tahun.

Sebagian besar protista memiliki alat gerak berupa flagella (bulu cambuk) atau silia (rambut getar) sehingga dapat bergerak (motil), tetapi ada pula yang tidak memiliki alat gerak. Protista mudah ditemukan karena hidup di berbagai habitat yang mengandung air. Namun, ada pula yang hidup bersimbiosis di dalam tubuh organisme lain secara parasite atau mutualisme.

Protista merupakan organisme penyusun plankton (Yunani, planktos = mengembara), yaitu organisme mikroskopis yang mengapung secara pasif atau berenang secara lemah di permukaan air. Plankton yang bersifat fotoautotrof disebut fitoplankton, sedangkan yang heterotrof disebut zooplankton.

Protista dikelompokkan menjadi tiga golongan, yakni sebagai berikut:

a. Protista mirip hewan (Protozoa)

Merupakan Protista heterotroph yang memperoleh makanan dari organisme lain dengan cara “menelan” atau memasukkan makanan tersebut ke dalam sel tubuhnya (intraseluler). Protozoa meliputi kelompok Mastigophora (Protista berbulu cambuk), Sarcodina (Protista berkaki semu), Ciliophora (Protista bersilia), dan Sporozoa (Protista berspora).

Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual (tak kawin) maupun secara seksual (kawin). Reproduksi secara aseksual umumnya dilakukan dengan pembelahan biner. Sementara, reproduksi seksual dengan cara penyatuan gamet yang berbeda jenis sehingga menghasilkan zigot atau secara konjugasi.

b. Protista mirip tumbuhan (alga atau ganggang)

Merupakan Protista fotoautotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis. Alga meliputi kelompok Euglenophyta (Euglena), Chrysophyta (alga keemas an), Pyrrophyta (alga api), Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).

c. Protista mirip jamur (jamur Protista)

Merupakan Protista heterotrof yang memperoleh makanan dari organisme lain dengan cara menguraikan atau menelan (fagositosis) makanan. Protista mirip jamur meliputi kelompok jamur lendir dan jamur air (Oomycota). Jamur lendir terbagi menjadi jamur lendir plasmodial (Myxomycota) dan jamur lendir seluler (Acrasiomycota).

Karakteristik Fungi

Dalam dunia biologi, jamur dikenal dengan istilah Fungi. Ilmu yang mempelajari tentang jamur yaitu mikologi, yang berasal dari Bahasa Yunani mykes (jamur) dan logos (ilmu). Jamur ada yang berukuran mikroskopis dan ada pula yang berukuran makroskopis. Tubuh jamur mikroskopis seperti ragi dan khamir hanya terdiri atas satu sel (uniseluler), sedangkan tubuh jamur makroskopis seperti kapang atau cendawan terdiri atas banyak sel (multiseluler).

Tubuh jamur tersusun dari sel-sel eukariotik yang memiliki dinding sel dari zat kitin. Zat kitin tersusun atas polisakarida yang mengandung nitrogen, bersifat kuat, tetapi fleksibel. Fungi tidak memiliki klorofil sehingga Fungi tergolong organisme heterotrof. Meskipun heterotrof, Fungi tidak mencerna makanannya di dalam tubuh. Jamur mendapat makanannya dengan cara menyerap zat organik dari tempat hidupnya. Zat organik yang diserap jamur digunakan untuk aktivitas hidupnya, Sebagian lagi disimpan sebagai cadangan makanan dalam bentuk glikogen.

Jamur memiliki habitat yang beraneka ragam, ada jamur saproba yang hidup di lingkungan darat (di tempat basah atau lembab), air tawar, maupun air laut. Sedangkan jamur parasit hidup pada organisme dengan berbagai kondiri sel inang, misalnya pada jaringan kulit, organ dalam tubuh, dan berbagai jaringan tumbuhan. Kemudian ada pula jamur yang hidup secara symbiosis mutualisme yang dapat hidup di lingkungan yang sangat ekstrem, seperti di daerah kutub yang sangat dingin, di gurun yang sangat panas, pada batuan, ataupun pada pohon-pohon.

Reproduksi jamur dapat terjadi secara vegetatif (aseksual) maupun generatif (seksual). Pada umumnya, reproduksi merupakan reproduksi darurat yang hanya terjadi jika terjadi perubahan kondisi lingkungan. Reproduksi generatif dapat menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan reproduksi vegetatif. Dengan adanya variasi genetik ini memungkinkan dihasilkannya keuturunan yang lebih adaptif apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan. Reproduksi generatif ini dilakukan dengan pembentukan spora seksual melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.

Reproduksi jamur bersel satu secara vegetatif dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Sementara reproduksi pada jamur multiseluler dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual.

Karakteristik Plantae

Plantae (tumbuhan) merupakan organisme eukariotik, multiseluler, memiliki akar, batang, dan daun, juga memiliki dinding sel yang mengandung selulosa. Organisme ini juga umumnya memiliki klorofil a dan b sehingga dapat melakukan fotosintesis serta dapat menyimpan cadangan makanan. Namun beberapa tumbuhan ada yang tidak mempunyai klorofil, sehingga ia tidak melakukan fotosintesis.

Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

a. Tumbuhan tidak berpembuluh, yang meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta)

Bryophyta (Yunani, bryon = lumut, phyton = tumbuhan) merupakan tumbuhan yang paling sederhana dan dikatakan sebagai bentuk peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang, daun sejati) dengan Cormophyta atau tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang, daun sejati).

Lumut dapat berfotosintesis. Lumut mudah ditemukan ditempat yang lembab (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) di kulit pohon. Namun ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit). Lumut yang berukuran kecil umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang berukuran besar tingginya sekitar 20 cm.

Lumut memiliki bagian-bagian tubuh yang mirip akar disebut dengan rizoid, batang, dan daun. Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem dan xylem. Jaringan pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara imbibisi, kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi.

Salah satu ciri tumbuhan lumut ialah mengalami metagenesis. Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari fase gametofit dan fase sporofit. Fase gametofit adalah fase untuk menghasilkan gamet atau sel kelamin. Sel ini yang akan melangsungkan reproduksi seksual. Sedangkan proses sporofit adalah untuk menghasilkan spora. Fase sporofit pada tumbuhan lumut ialah sporangium, sedangkan fase gametofitnya adalah tumbuhan lumut itu sendiri.

Pada lumut terjadi reproduksi aseksual (vegetative) dan seksual (generative). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Sementara reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit.

Beberapa lumut memiliki peranan bagi manusia, antara lain Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar. Meskipun ukuran tubuhnya kecil, lumut mampu tumbuh dan menutupi area yang luas sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air saat musim kemarau.

b. Tumbuhan berpembuluh, yang meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

Pteridophyta

Tumbuhan paku (fern) atau Pteridophyta (Yunani, pteron = bulu, phyton = tumbuhan) merupakan kelompok Plantae yang tubuhnya seudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku dapat bereproduksi dengan spora sehingga disebut Cormophyta berspora. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan vaskuler karena sudah memiliki pembuluh angkut xylem dan floem.

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof, artinya dapat membuat makanan sendiri dengan cara berfotosintesis. Tumbuhan ini dapat hidup di berbagai habitat, terutama di tempat yang lembab (higrofit), di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, atau menempel di kulit pohon.

Tumbuhan paku juga mengalami pergantian bentuk gametofit dan sporofit. Gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin), sedangkan sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora. Gametofit dan sporofit mudah dibedakan, karena sporofit memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki bentuk yang lebih kompleks.

Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora yang terdapat di dalam sporangium. Spora akan tumbuh menjadi gametofit. Sedangkan reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit.

Beberapa tumbuhan paku yang bermanfaat bagi manusia yaitu:

- Sebagai bahan obat-obatan, Equisetum (paku ekor kuda) berfungsi sebagai diuretik yaitu melancarkan pengeluaran urine.

- Sebagai bahan makanan (sayuran), Marsilea crenata (semanggi).

Terdapat pula tanaman paku yang merugikan manusia, misalnya Salvinia molesta (kayambang), merupakan gulma tanaman padi.

Spermatophyta

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) (Yunani, sperma = biji, phyton = tumbuhan) meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generative dengan membentuk biji. Di dalam biji terdapat calon individu baru beserta cadangan makanan yang terbungkus oleh lapisan pelindung. Pada umumnya, Spermatophyta bersifat autotrof karena memiliki klorofil untuk berfotosintesis. Namun ada pula yang tidak memiliki klorofil sehingga hidup parasite pada tumbuhan lainnya untuk mendapatkan zat organik.

Bentuk tubuh Spermatophyta dibedakan atas semak, perdu, pohon, dan liana.

- Semak, memiliki batang pendek, merayap, berumpun. Contohnya rumput teki (Cyperus rotundus) dan serai (Andropogon nardus).

- Perdu, berbentuk seperti pohon tetapi batangnya kecil dan pendek. Contohnya cabai (Capcisum annuum).

- Pohon, berbatang besar dan tinggi. Contohnya jambu air (Eugenia aquea) dan jati (Tectona grandis).

- Liana, berbentuk seperti tali tambung dan tumbuh melilit pada pohon lain. Contohnya rotan (Calamus rotang) dan sirih (Piper betle).

Spermatophyta memiliki alat perkembangbiakan generative berupa strobilus atau bunga. Strobilus dimiliki oleh Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka), sedangkan bunga dimiliki oleh Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan Spermatophyta dikelompokka menjadi dua divisi yaitu:

- Gymnospermae, adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah atau bijinya berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik.

- Angiospermae, adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan ovarium yang sudah matang dan dindingnya menebal atau berdaging.

Karakteristik Invertebrata

Invertebrata (Latin, in = tanpa, vertebrae = tulang belakang) adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan invertebarata dapat dikelompokkan menjadi beberapa filum, antara lain Porifera, Cnidaria, Crenophora, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata.

a. Porifera

Porifera adalah hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, tanpa organ dan jaringan yang terspesialisasi, serta tubuhnya memiliki banyak pori. Sebagian besar Porifera hidup di laut dan Sebagian kecil hidup di air tawar. Porifera dewasa hidup sesil atau melekat di suatu substrat. Porifera hidup secara heterotroph dengan memakan bakteri dan plankton.

Porifera berproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual dengan cara pembentukan tunas dan gemule.

Contoh Porifera yaitu, Axinella cannabina, Cliona celata, dan Clathrina.

b. Cnidaria

Filum Cnidaria termasuk kelompok hewan Coelenterata, yaitu hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan makanan. Cnidaria memiliki alat sengat untuk pertahanan diri dan menangkap mangsanya. Cnidaria Sebagian besar hidup bebas di air laut dan hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Cnidaria hidup heterotroph sebagai karnivor dengan memakan udang dan ikan kecil.

Cnidaria berproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan cara pembentukan tunas. Cnidaria memiliki daya regenerasi yang tinggi. Jika seekor Hydra dipotong menjadi dua, setiap potongan akan melengkapi bagian tubuhnya yang hilang, sehingga terbentuklah dua individu baru. Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara membentuk sel gamet jantan atau betina.

c. Ctenophora

Ctenophora dikenal sebagai ubur-ubur sisir yang hidup di laut. Mereka tidak memiliki alat sengat, sehingga menangkap mangsanya menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur sel-sel perekat koloblas. Tentakel Ctenophora berjumlah sepasang, berukuran panjang, dan dapat ditarik Kembali. Ctenophora memiliki satu mulut untuk memasukkan makanan dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan air dan sisa zat padat.

d. Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah cacing berbentuk pipih, triploblastic, dan aselomata (tidak berongga tubuh). Hewan ini hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat yang lembab dengan cara memakan sisa-sisa organisme dan tumbuhan atau hewan kecil. Ada yang hidup sebagai endoparasit atau parasit di dalam tubuh inang, misalnya pada manusia, sapi, babi, anjing, kucing, katak, dan ikan. Namun ada pula yang hidup sebagai ektoparasit dengan memakan lendir dan sel-sel di permukaan tubuh inang.

Platyhelminthes bereproduksi secara seksual, aseksual, atau keduanya. Pada umumnya, Platyhelminthes bersifat hermafrodit karena memiliki testis yang menghasilkan sperma dan ovarium yang menghasilkan sel telur. Reproduksi secara seksual dengan pembuahan sel telur oleh sperma. Sedangkan reproduksi aseksual dengan fragmentasi, yaitu pemotongan beberapa bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang terpotong akan melakukan regenerasi hingga menjadi individu baru yang lengkap, contohnya Planaria.

e. Nematoda

Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Nematoda merupakan hewan triploblastic dan pseudoselomata (berongga tubuh semu). Nematoda dapat ditemukan di habitat mana saja, mulai dari daerah kutub yang sangat dingin hingga daerah tropis yang panas, bahkan sampai ke laut dalam. Nematoda yang hidup bebas memakan sampah organic, kotoran hewan, bangkai, dan hewan kecil lainnya. Tetapi banyak pula yang hidup parasit di organ, seperti usus halus, anus, pembuluh darah, jantung dsb pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

Nematoda bereproduksi secara seksual. Nematoda bersifat diesis atau gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh cacing betina. Telur yang sudah dibuahi memiliki cangkang yang tebal dan keras. Telur menetas menjadi larva yang berbentuk mirip induknya.

f. Annelida

Annelida adalah cacing yang memiliki bentuk seperti sejumlah cincin kecil yang diuntai, bersifat triploblastic, dan selomata (berongga tubuh sejati). Habitat hewan ini hidup bebas di air tawar, air laut, air payau, dan darat. Mereka mudah ditemukan di sawah, rawa, dan tanah yang mengandung sisa bahan organic. Annelida merupakan karnivor pemakan udang kecil atau Invertebrata kecil lainnya, namun ada pula yang bersifat ekoparasit dengan cara menempel sementara di tubuh hewan Vertebrata dan menusia, misalnya Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemadispa (pacet).

Annelida bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi. Namun, Sebagian besar annelida bereproduksi secara seksual. Alat kelamin terdapat pada individu yang sama (hermafrodit) atau terdapat pada individu yang berbeda (gonokoris).

g. Mollusca

Mollusca adalah hewan bertubuh lunak, tidak beruas-ruas, triploblastic, dan selomata (berongga tubuh sejati). Mollusca hidup secara bebas sebagai herbivor maupun karnivor dengan memakan ganggang, tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan Mollusca lain, dan sisa-sisa organisme. Namun, terdapat juga Mollusca yang hidup sebagai parasit.

Mollusca bereproduksi secara seksual. Pada umumnya, Mollusca bersifat gonokris, tetapi ada pula yang bersifat hermafrodit. Fertilisasi hewan ini terjadi secara internal di dalam tubuh betina ataupun eksternal.

h. Arthropoda

Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki dan tubuh beruas-ruas atau berbuku-buku, triploblastic, dan selomata. Cara hidup mereka ada yang hidup sebagai herbivor atau karnivor, parasit, dan ada pula yang bersimbiosis. Arthropoda bereproduksi secara seksual. Hewan ini bersifat gonokris, dan ada pula yang bersifat hermafrodit. Reproduksi Arthropoda terjadi melalui perkawinan dan parteogenesis. Parteogenesis merupakan pembentukan individu baru tanpa melalui pembuahan. Dalam proses tersebut, sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma akan tumbuh menjadi individu jantan yang memiliki jumlah kromosom separuh dari individu betina.

i. Echinodermata

Echinodermata adalah kelompok hewan berkulit duri, triploblastic, dan selomata. Semua Echinodermata hidup di pantai hingga dasar laut dengan kedalaman 6.000 m. Hewan ini merupakan karnivor yang memakan hewan polip Cnidaria, udang, kepiting, kerang, siput, ikan kecil, dan bangkai.

Echinodermata bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan pisin pusat, kemudian masing-masing bagian tubuh yang terpisah akan melakukan regenerasi menjadi individu yang lengkap.

Karakteristik Vertebrata

Ciri-ciri Vertebrata sebagai berikut:

- Sebagian atau seluruh notokorda digantikan oleh ruas-ruas tulang belakang.

- Memiliki tengkorak atau cranium yang berisi otak.

- Memiliki endoskeleton (kerangka dalam) yang tersusun dari tulang keras maupun tulang rawan.

- Bertubuh kecil hingga besar dengan bentuk tubuh simetri bilateral.

- Memiliki anggota badan yang berfungsi sebagai alat gerak.

- Memiliki dua pasang rahang, kecuali Agnatha.

- Sistem peredaran darahnya terutup, yaitu darah mengalir di dalam pembuluh darah.

- Sistem pencernaan lengkap, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus

- Alat pernapasan berupa insang atau paru-paru.

- Memiliki sepasang ginjal sebagai alat eksresi.

- Memiliki alat indra berupa sepasang mata dan sepasang telinga.

- Alat kelamin terpisah atau hermafrodit, fertilisasi eksternal, dan bersifat ovipar, ovovivipar, atau vivipar.

Subfilum Vertebrata dibagi menjadi dua superkelas, yaitu Pisces dan Tetrapoda. Pisces meliputi kelas Agnatha, Chondrichthyes, dan Osteichthyes, sedangkan Tetrapoda meliputi kelas Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.

a. Pisces

Pisces merupakan hewan Vertebrata akuatik dengan ciri-ciri sebagai berikut:

- Tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor, serta ditutupi oleh kulit yang pada umumnya bersisik dan berlendir.

- Memiliki sirip untuk berenang.

- Pisces bernapas dengan insang. Pisces memiliki organ tambahan berupa gelembung renang yang berfungsi membantu pernapasan dan sebagai alat hidrostatis.

- Pisces bersifat poikiloterm.

- Sistem peredaran darah tertutup tunggal.

- Sistem pencernaan lengkap.

- Alat ekskresi berupa ginjal.

- Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem hormon. Pisces memiliki alat indra berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam. Indra pembau, dan berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air.

- Alat kelaminnya terpisah atau hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara eksternal atau internal. Pisces bersifat ovipar, ovovivipar, dan vivipar.

b. Amphibia

Amphibia merupakan hewan yang dapat hidup di darat dan di air tawar. Amphibia meliputi katak, salamander, dan caecilian. Berikut ciri-ciri umum amphibia:

- Tubuh memiliki bagian kepala dan badan dengan kulit yang lunak, berkelenjar dan selalu basah.

- Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan, melompat, dan berenang.

- Alat pernapasan berupa insang, kulit, dan paru-paru.

- Amphibia merupakan hewan poikiloterm.

- Peredaran darah tertutup ganda, artinya darah dua kali melewati jantung dalam satu kali peredaran.

- Amphibia memiliki sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan rectum.

- Sistem ekskresi pada Amphibia berupa ginjal dan saluran kemih.

- Sistem koordinasi pada Amphibia terdiri atas sistem saraf dan sistem endokrin.

- Sistem indra terdiri atas mata, lubang hidung, dan telinga.

- Amphibia memiliki alat kelamin terpisah. Pada umumnya mereka bersifat ovipar, namun ada pula yang bersifat ovovivipar dan vivipar.

c. Reptilia

Reptilia meliputi hewan kadal, tokek, cecak, buaya, ular, penyu, atau kura-kura. Reptilia hidup di darat, perairan air tawar, rawa-rawa, dan laut, tetapi mereka cenderung beradaptasi dengan kehidupan di darat. Ciri-ciri umumnya sebagai berikut:

- Tubuh terdiri atas bagian kepala, leher, badan, dan ekor. Reptilia memiliki dua pasang kaki berjari lima, kecuali pada ular.

- Kulit tubuh kering dan tertutup oleh sisik atau lempeng epidermal.

- Reptilia bernapas dengan paru-paru dan merupakan hewan poikiloterm.

- Alat pencernaannya lengkap, mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka.

- Reptilia memiliki peredaran darah tertutup ganda.

- Alat ekskresi berupa sepasang ginjal berbentuk pipih.

- Alat indra berupa mata, telinga, dan hidung.

- Sistem sarafnya berupa otak dengan 12 pasang saraf kranial.

- Alat kelamin pada Reptilia terpisah.

d. Aves

Aves merupakan Vertebrata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu yang berasal dari epidermis. Aves meliputi burung, ayam, angsa, dan bebek. Ciri-ciri umumnya sebagai berikut:

- Tubuh terdiri atas bagian kepala, leher, badan, dan ekor.

- Mulut berparuh, tidak memiliki gigi, dan lidah tidak dapat dijulurkan.

- Mata memiliki kelopak mata, membrana niktitans, dan kelenjar air mata.

- Aves memiliki sepasang kaki untuk berjalan, bertengger, berenang, mencakar-cakar tanah, memegang makanan, atau menangkap mangsa.

- Aves memiliki sayap untuk terbang.

- Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi udara sebagai alat pernapasan tambahan.

- Aves memiliki alat suara siring yang terdapat di percabangan trakea.

- Sistem pencernaannya lengkap.

- Aves bersifat homoiterm dan memiliki peredaran darah ganda.

- Alat ekskresi berupa ginjal dan tidak memiliki kandung kemih.

- Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara internal.

e. Mammalia

Mammalia meliputi hewan yang memiliki kelenjar susu pada betinanya, sedangkan pada individu jantan, kelenjar susu mengalami reduksi (menyusut). Berikut ciri-ciri umum yang dimiliki oleh Mammalia:

- Tubuh terdiri atas bagian kepala, badan, dan ekor.

- Mammalia memiliki kelenjar susu di dada, perut, atau di ketiak anggota badan.

- Mammalia memiliki rambut.

- Mammalia bersifat homoiterm (berdarah panas). Tubuh dipertahankan pada suhu 36˚C.

- Ruas tulang belakang leher pada Mammalia berjumlah tujuh buah.

- Mammalia memiliki sekat yang membatasi rongga dada dengan rongga perut yang disebut diafragma.

- Sistem pencernaan Mammalia lengkap, mulai dari mulu, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

- Peredaran darah pada Mammalia tertutup dan ganda, yang terbia menjadi peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.

- Mammalia bernapas dengan paru-paru.

- Sistem ekskresi Mammalia berupa ginjal metanefros.

- Alat indra berupa mata, telinga, lidah, dan hidung.

- Mammalia memiliki otak besar.

- Mammalia memiliki alat kelamin yang terpisah antara jantan dan betina. Fertilisasi terjadi secara internal dan bersifat vivipar. Mammalia jantan memiliki alat kopulasi berupa penis dan spermatozoid yang diproduksi oleh testis yang tersimpan di dalam skrotum.

- Lubang genital Mammalia terpisah dengan anus.

Untuk mendownload File materi Klasifikasi Makhluk Hidup Lengkap silahkan klik link di bawah ini

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP LENGKAP

Semoga Bermanfaat, terima kasih.

Please wait 59 sec.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP"

Post a Comment